SUMEDANGEKSPRES.COM – SMP Negeri 8 Sumedang merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang lokasinya di Kota Sumedang.
Namun, ironisnya dari pencapaian kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020-2021, SMP Negeri 8 Sumedang terpuruk dengan jumlah siswa yang mendaftar sangat kurang dari rombel yang tersedia.
Seperti disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Sumedang, Asep Jamiat SPd MMPd melalui Wakasek Humas Karyanti SPd didampingi Wakasek Kesiswaan Ade Sutriadi SPd kepada Sumeks, belum lama ini.
Baca Juga:Prihatin, Sepasang Kakek Nenek Hidup Andalkan Bantuan TetanggaDewan Desak Pembayaran Ganti Rugi Tol Cepat Diselesaikan. Jangan Sampai Warga Rugi
Menurutnya, untuk masalah ini perlu kiranya dukungan dari Pemda, Dinas Pendidikan dan Instansi – instasni terkait untuk menumbuh kembangkan kembali dunia pendidikan di SMP Negeri 8 Sumedang. Agar, bisa berjalan seperti SMP- SMP Negeri lain di wilayah Kota Sumedang.
“Untuk Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 20 21-2022, rencananya masih tetap akan menerima 9 Rombel. Mudah-mudahan harapan ini tercapai. Mengapa kami menyatakan harapan ini tercapai? Karena dari kejadian yang kami alami tahun kemarin atau PPDB tahun kemarin, SMP Negeri 8 Sumedang jumlah siswanya kurang tidak sesuai dengan kuota yang diharapkan,” katanya.
Sehingga, lanjut dia, dengan kondisi kekurangan siswa itu ada beberapa orang guru yang harus mencari jam mengajar ke sekolah lain, ada juga yang pindah atau mutasi ke sekolah lain. “Selain itu, juga ada seorang guru yang sama sekali tidak dapat menerima sertifikasi atau tidak menerima tunjangan,” tegasnya.
Karyanti mengatakan, dari pengalaman itu dirinya berharap adanya dukungan untuk mewujudkan jumlah siswa dengan kuota sebanyak 9 Rombel pada tahun ajaran 2021- 2022 ini. Apalagi bila ada dukungan khusus dari Dinas Pendidikan Sumedang.
“Agar bisa mengeluarkan kebijakan yang tegas dan esennsial, yaitu kebijakan yang betul – betul bermanfaat mendasar dan berguna bagi kami warga SMP Negeri 8 Sumedang,” ujarnya.
Terkait kesiapan pembelajaran tatap muka pada bulan Juli, Karyanti menegaskan SMPN 8 sudah siap mulai dari sarana, guru dan hal-hal yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar.
“Pola belajar yang akan dipakai yaitu 30 persen dari jumlah siswa. Misalnya, 10 hari pertama kelas 7 yang masuk, 10 hari kedua kelas 8 yang masuk dan sepuluh hari ke tiga kelas 9 yang masuk. Semuanya dengan ketat tetap menjalankan protokol kesehatan 5M,” pungkasnya. (ahm)