“Ini terbukti dari data yang kami dapatkan, ternyata capaian pembelajaran tidak sesuai dengan yang kita harapkan,” terangnya.
Utamanya, adalah untuk pembelajaran yang bersifat pencapaian kemampuan skill tertentu yang membutuhkan datangnya mahasiswa ke tempat-tempat pendapatan skill tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, akhirnya pihak UNPAD merancang mahasiswa diperbolehkan untuk datang dengan maksimum 30 persen dari jumlah pendidikan yang harus dilakukan secara Luring.
Baca Juga:Lagu Lama, Himpitan Ekonomi Alasan Jual Diri. Pelanggan Mulai dari Mahasiswa Hingga PejabatBuka Lapangan Kerja Baru, Singapura Tambah Investasi di Indonesia
“Jadi ke depan walaupun pandemi berakhir, Unpad tetap akan melakukan kombinasi Daring dan Luring karena kami menganut hybrid university,” ungkapnya.
Tetapi dikatakan Arief, pandemi Covid-19 akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan sehingga Unpad dan Kementerian melakukan perubahan kebijakan.
“Perubahan kebijakan yang akan kita lakukan adalah dengan menunda seluruh rencana yang sudah kita lakukan,” ujarnya.
Dikatakan Arief, semua proses pembelajaran yang sudah dirancang akan ditunda, minimal sampai PPKM sudah terbukti berhasil, atau ada instruksi lain dari pemerintah mengenai PPKM Darurat.
“Sampai dengan tanggal 20 Juli ini kami menghentikan seluruh kegiatan kemahasiswaan dan kegiatan kampus dan kembali 100 persen Daring. Setelah itu, kami akan melihat situasi dan instruksi dari pemerintah mengenai keamanan di kampus,” ucapnya.
Arief juga menyampaikan, Universitas Padjajaran saat ini telah melakukan vaksinasi secara bertahap terhadap mahasiswa, dosen, dan yang lainnya.
“Target kami adalah seluruh mahasiswa tervaksinasi sebelum akhir Oktober 2021.
Mudah-mudahan jika mahasiswa tervaksinasi, setidaknya bisa lebih aman apabila nanti di akhir semester sudah bisa masuk lagi ke kampus,” ungkapnya. (nur/rls)