SUMEDANGEKSPRES.COM – Cuaca terik dan menyengat membakat kulit menyelimuti Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sirnaraga Kecamatan Sumedang Utara panas. Namun, hal itu tidak menggoyahkan empat penggali kubur di TPU Sirnaraga untuk bertugas.
Jajang salah satunya. Meskipun panas membakar kulitnya, dia tetap semangat menjalani tugasnya sebagai penggali kubur.
“Siang maupun malam, tugas tetaplah tugas harus terus dijalani. Ya beginilah namanya kerjaan,” ujarnya kepada Sumeks saat ditemui di lokasi pemakaman, belum lama ini.
Baca Juga:Lurah Talun: Tidak Ada Dana Pemakaman Dari Refocusing BTTBeuki Diteken Beuki Naek (Gunem Catur)
Penggali kubur adalah mata pencaharian utama bagi Jajang. Pekerjaan ini bukan hanya berjibaku dengan cuaca. tapi Jajang juga harus berperang denagan Virus Covid-19.
Alhasil, tidak seperti tukang gali kubur yang biasanya, kali ini Jajang harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat prosesi memakamkan jenazah Covid-19.
Alat pelindung Diri yang melekat ditubuh Jajang membuat suhu tubuhnya meningkat tajam. Terutama, pada saat matahari berada di puncaknya.
Jajang juga tak menampik tugas yang dikerjakannya sangat berat. Namun, akan terasa ringan bila dikerjakan dengan tulus dan iklas. Terlebih, dalam setiap melakukan pekerjaan, Jajang tidak bekerja sendirian, tapi dilakukan dengan satu tim.
Dalam penghasilan, Jajang mengaku selalu tak menentu. Dia tak pernah mentarif jasanya. Hal yang dijanjikan oleh pemerintah pun tak pernah dirasakan hingga saat ini.
Belum lagi hasil yang tak menentu tersebut harus dibagi bersama rekan satu timnya dan juga pihak pengelola pemakaman.
“Kami tidak pernah mematok jasa kami. Bila ada yang tidak mampu atau tetangga, kita tak akan mematok harga,” ujarnya.
Baca Juga:Ganjil Genap Diberlakukan di Sumedang. Kasatlantas: Kendaraan Berplat Nomor Tak Sesuai Peraturan, Akan DiputarbalikanRealisasi KUR Naik Signifikan, Sinyal Positif Bagi Pemulihan Ekonomi
Tak lama kemudian terdengar suara ambulan datang membawa jenazah. Ambulan makin mendekat dan suara sirinenya memecah sunyi pemakaman itu. Mobil pembawa jenazah berwarna putih itu terlihat mengurangi laju kecepatannya kala melewati jalan gang sempit.
Singkat kata, peti mati berisi jenazah dikeluarkan dari ambulan yang dibawa oleh tenaga medis dan tim pemakaman. Peti diturunkan secara perlahan menggunakan tali tambang.
Setelah liang kubur sudah tertutup tanah, petugas itu menancapkan nisan terbuat dari kayu kasar tanpa pulasan cat.