Begitu cepat proses pemakaman dengan protokol Covis-19 berlangsung, tanpa ada taburan bunga tujuh rupa, doa bersama dan anggota keluarga hanya boleh melihat dari jauh.
Jajang mengatakan memakamkan orang adalah rutinitas biasa, namun kerja mengenakan APD belum jadi hal lazim buatnya.
“Tapi ini untuk keselamatan kita semua, walaupun baju itu panas dan cepat robek,” ujar Jajang.
Baca Juga:Lurah Talun: Tidak Ada Dana Pemakaman Dari Refocusing BTTBeuki Diteken Beuki Naek (Gunem Catur)
Para penggali kuburan seperti Jajang dan teman-teman mungkin sudah lebih dulu berdamai dengan Covid-19 karena rutinitas yang memaksa mereka untuk mencari tatanan normal baru di masa pandemi. (kga)