SUMEDANGEKSPRES.COM, Kota – Perbedaan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 Kg di sejumlah pangkalan, turut berpengaruh kepada harga eceran yang dijual oleh pengecer.
Salah seorang pengecer yang merupakan warga asal Desa Mandalaherang, Kecamatan Cimalaka, Ooh mengatakan, jika harga gas elpiji 3 Kg dalam posisi tidak stabil.
“Kalo dulu harga Rp 16.500 itu sudah diantar ke warung. Sekarang harganya jadi Rp18.500,” ujarnya kepada Sumeks, Rabu (25/8).
Baca Juga:Online Marketing, Solusi Hidupkan Operasional DealerApartemen Transit Rancaekek Kini Punya Ruang Bermain Anak
Ooh juga menerangkan, dirinya mengaku kesulitan karena harus mengambil tabung elpiji ke pangkalan karena sudah tidak lagi diantar ke warung.
“Ditambah biaya buat ngambilnya, ema kan udah tua. Ya harus nyuruh orang buat ngambil gasnya. Kalo diperhitungkan sama ongkos pengambilan kehitung jadi Rp 20.000 pertabung,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, salah seorang penjaga warung di wilayah Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Agus, menerangkan bahwa dirinya mendapatkan harga yang lebih mahal karena ada tangan kedua selain pangkalan.
“Saya dikirim sama orang sih bukan dari pangkalan jadi harganya agak mahal. Saya beli Rp 22.000 per tabung. Kalo beli ke Pangkalan langsung paling Rp 16.500 atau Rp. 17.000,” paparnya.
Agus juga menjelaskan, alasan kenapa membeli gas elpiji dari tangan kedua dikarena kuantitas pembeliannya hanya sedikit.
“Kalo beli langsung dari pangkal harganya mungkin sekitar Rp16.500 atau Rp17.000. Ya karena belinya sedikit, jadi tidak bisa ke pangkalan. Akhirnya saya beli ditangan kedua. Lalu saya jual Rp 25.000 per tabung disini,” tuturnya. (Mg1)