SUMEDANGEKSPRES.COM, Jakarta –
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta agar Pemerintah daerah (pemda) memperbaiki dan membarui update data COVID-19.
Menurutnya, update data tersebut dinilai sangat penting. Yakni agar data tidak tumpang tindih dengan yang lama sehingga dapat menimbulkan kerancuan.
“Catatan ada sejumlah pemda terdapat lonjakan kasus aktif COVID-19. Ini akibat masih ada data-data lama yang diinput. Mohon betul-betul dipelototi datanya. Karena data yang kita temukan di beberapa daerah kasus positif atau yang konfirmasi banyak yang di-upload dari data-data yang sudah lama,” ujar Tito dikutif dari FIN.CO.ID group sumedang.jabarekspres.com kemarin.
Baca Juga:Peringati Hari Pelanggan, BSI Kantor Cabang Sumedang Perkuat Ultimate Service melalui Transformasi DigitalHajatan Diperbolehkan, PAMMI Siap Taati Prokes
Selain itu, juga ditemukan di salah satu daerah yang angka kematian COVID-19 melonjak tajam. Setelah ditelusuri, angka tersebut merupakan akumulasi dari angka kematian pekan sebelumnya. “Artinya ini data bukan yang riil pekan terbaru,” imbuhnya.
Input data,lanjut Tito, sangat menentukan arah kebijakan Pemerintah dalam penanganan COVID-19. Apabila terjadi peningkatan angka kematian dan kasus positif akibat kekeliruan input data, akan berdampak pada penerapan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan zona wilayahnya.
“Kalau data yang dimasukkan itu yang lama, nanti pengambilan kebijakannya bisa salah. Jumlah kasus aktif dimasukin yang tiga minggu atau empat minggu lalu. Tentu saja membuat kasus aktif banyak. Padahal mungkin jumlahnya tidak segitu,” terang mantan Kapolri ini.
Karena itu, kepala daerah dan jajarannya wajb berkoordinasi dalam memasukkan data terbaru dan riil terkait kasus COVID-19.
“Koordinasi harus terus dilakukan. Ada persoalan langsung koordinasi dengan pusat. Sehingga pemerintah bisa cepat menindaklanjutinya. Persoalan data Ini penting untuk diperhatikan. Karena salah menginput data, akan berdampak pada kebijakan,” pungkas Tito. (rh/fin/smks)