SUMEKS, Jatigede – Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Lestari Makmur, Desa Sirnasari, Kecamatan Jatinunggal menyiapkan ribuan bibit pohon untuk menangani lahan kritis di wilayah Jatinunggal khususnya wilayah sempadan Bendungan Jatigede.
Untuk ketersediaan bibit kayu tersebut, saat ini KTH Rimba Lestari sedang melakukan kegiatan persemaian.
Ketua KTH Rimba Lestari Mandiri, Wandedi menyebutkan, secara umum kondisi wilayah Jatinunggal dan wilayah Jatigede banyak terdapat lahan kritis, terutama di sempadan bendungan. Jika tak ditangani serius, tentunya akan berdampak pada rusaknya lingkungan.
Baca Juga:Setahun Dibangun, TPT dan Bronjong AmbrolTPS Sampah Pasar Parakanmancang Berencana Di Pagar
“Kelompok kami terpanggil untuk bisa berkontribusi pada penyelamatan lingkungan, setelah melihat banyaknya lahan kritis di seputar wilayah kami. Salah satu upaya kami diantaranya mengajukan usulan kepada pihak terkait agar bisa memfasilitasi penyediaan bibit pohon melalui kegiatan persemaian,” ujar Wandedi.
Kini, kata dia, KTH Rimba Lestari menarget 80 ribu bibit pohon dari hasil persemaian yang kini sedang dijalani.
“Diharapkan dari proses persemaian yang saat ini sedang dikerjakan oleh kelompok kami, nantinya mampu menyiapkan bibit pohon sebanyak 80 ribu bibit. Dari proses persemaian hingga menjadi bibit pohon memerlukan waktu 4 sampai 6 bulan,” katanya.
Lebih jauh, Wandedi mengatakan, kegiatan persemaian, idealnya dilakukan secara berkelanjutan. Selain untuk mempersiapkan bibit pohon dalam skala banyak, kegiatan persemaian juga bisa memberdayakan anggota dan masyarakat setempat.
“Dari kegiatan persemaian sangat dirasakan sekali oleh kelompok dan umumnya oleh warga sekitar. Contohnya, dari proses persemaian ini bisa melibatkan ibu-ibu rumah tangga. Dan ini menghasilkan uang,” tuturnya.
Dia menambahkan anggaran kegiatan persemaian bersumber dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat melalui Cabang Dinas Kehutanan wilayah Sumedang.
“Diharapkan pemerintah melaksanakan program yang lebih banyak untuk pemberdayaan masyarakat dan untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan terutama di wilayah Jatigede yang kini banyak lahan kritis,” ujar Wandedi yang juga aktivis penanganan lingkungan. (eri)