SUMEKS, Darmaraja – Wilayah Desa Sukaratu termasuk desa yang krisis air bersih meski keberadaannya di pinggir Waduk Jatigede.
Setiap tahunnya, warga di Sukaratu, khususnya di Dusun Cipeudeuy sering kesulitan air bersih pada moment musim kemarau.
Kepala Desa Sukaratu, Sahya mengakui, kondisi itu memang sudah jadi rutinitas tahunan. Pihaknya, sampai saat ini masih berupaya mencari solusi agar tidak ada warganya yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Baca Juga:Alami Insiden pada PON XX, Atlet Gantole dilindungi BPJS KetenagakerjaanPON XX Papua 2021 Jabar Pemuncak Klasemen Sementara Perolehan Medali
“Saya akan berupaya untuk mencari celah agar warga tidak kesulitan air bersih saat musim kemarau,” kata Sahya kepada Sumeks, Senin (11/10).
Terlebih, Desa Sukaratu sudah menjadi desa semi kota. Sebab letak geografisnya berdekatan dengan pusat perkotaan Kecamatan Darmaraja. Dengan begitu, seharusnya warga tidak ada yang kesulitan air bersih.
“Desa Sukaratu ini sudah jadi desa semi kota. Dengan kekuatan sumber daya manusia seharusnya sudah mejadi desa yang maju,” katanya.
Saat di singgung terkait bantuan Pamsimas beberapa tahun yang lalu, Sahya tidak bisa menerangkan lebih banyak. Sebab pada waktu itu dirinya masih belum menjabat Kepala Desa Sukaratu.
Namun, berdasarkan informasi yang didapatnya, program Pamsimas yang nilainya ratusan juta tersebut tidak bisa dinikmati masyarakat karena pengerjaannya gagal.
“Saya kurang begitu tahu terkait bantuan itu, karena pada waktu itu saya belum jadi kades. Namun berdasarkan informasi, keterlibatan pemerintah desa pada waktu itu sangat terbatas. Sebab ada panitia kecil yang mengurusi proyek tersebut. Sayangnya pengerjaan sumur bor untuk Pamsimas dianggap gagal karena tidak mengeluarkan air,” kata dia. (eri)