Menteri BUMN: Pesantren Harus Jadi Meracusuar Peradaban

Menteri BUMN: Pesantren Harus Jadi Meracusuar Peradaban
Pemilik Pesantren Islam Internasional Terpadu Asy-Syfaa Wal Mahmudiyyah KH Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi tampak mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir saat berkunjung ke tempatnya di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. (KEGGA KEGYAN/SUMEKS)
0 Komentar

SUMEKS, Pamulihan – Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pesantren adalah mercuar peradaban dimana dapat menjadi penggerak ekonomi umat. Dengan begitu, dirinya berharap agar Indonesia menjadi negara produktif bukan hanya sekedar menjadi negara konsumtif.

Hal itu disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir saat melakukan kunjungan ke pondok Pesantren Islam Internasional Terpadu Asy-Syfaa Wal Mahmudiyyah di Pamulihan, Sabtu (4/11).

Saat menyambangi Pesantren Islam Internasional Terpadu Asy-Syfaa Wal Mahmudiyyah di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Erick menjelaskan saat ini BUMN  banyak berkolaborasi dan kerjasama dengan sejumlah pesantren. Yang diharapan bisa menjadi salah satu lumbung kekuatan pangan di masyarakat.

Baca Juga:Warga Cimanggung Mengeluh, Sudah Setahun KTP Belum SelesaiPPKM Level 3 Diberlakukan Pada Natal dan Tahun Baru 2022, Pelaku Ekonomi Jangan Hentikan Aktifitasnya

“Pesantren juga bisa dijadikan sebagai tempat lumbung pangan, apakah dengan membuka  peternakan sapi atau budidaya pangan dan hal lainnya, kita coba kolaborasikan, kita tingkatkan bagaimana Indonesia ini jadi negara produktif tidak hanya konsumtif,” ujarnya.

Tak hanya itu, Erick juga menyampaikan jika BUMN memiliki program untuk mendorongan dalam peningkatan SDM, khususnya bagi para santri. Dan segala upaya yang dilakukan BUMN tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya Indonesia yang merupakan masyarakat dengan populasi umat muslim terbesar namun dalam hal pemasaran produk-produk berlabel halal saat ini masih kalah bersaing dengan negara-negara lain.

“Kita punya program santri magang di BUMN, ini tentunya agar santri punya wawasan lebih luas lagi di masyarakat. Kalau kita lihat, marketnya besar  tapi bicara untuk produk-produk halal seperti makanan, Indonesia tidak masuk kepada 10 besar di dunia, yang besar malah Brazil dan Thailand,” ungkap Erick.

Erick juga menyinggung soal Jawa Barat yang merupakan salah satu pusat ekonomi Indonesia. Terkait hal itu, BUMN saat ini mencoba membuka lapangan pekerjaan di Jawa Barat melalui program-program yang dicanangkannya.

“Banyak program di Jawa Barat seperti salah satunya program ‘Makmur’ dimana kita mendampingi para petani, kita beri bantuan pembiayaan, tepat waktu pupuk, pembudidayaan bibit yang baik dan hasilnya dibeli oleh BUMN yang bekerja sama dengan swasta,” terangnya.

Sementara itu, lanjut Erick,  soal kesuksesan program Makmur yang berhasil mewadahi ibu-ibu yang ingin mewujudkan mimpinya untuk terjun dalam dunia bisnis. Dimana saat ini, nasabahnya telah mencapai 1,9 juta orang dengan jumlah uang yang mencapai Rp 7 triliun.

0 Komentar