SUMEDANGEKSPRES.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) pimpinan Airlangga Hartarto menunjukkan kepedulian terhadap korban bencana alam erupsi Gunung Semeru dengan menyerahkan bantuan senilai Rp500 juta melalui Yellow Clinic.
Penyerahan bantuan ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB Wushu Ngatino yang didampingi Ketua Pengprov WI DKI Jakarta Gunawan Tjokro di sela pertandingan Indonesia Wushu All Games 2021 yang digelar di Stadion Tennis Indoor Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis, dan secara simbolis diterima Sekretaris Yellow Clinic dr Linda Lukitari bersama dr Tiara.
“PB WI dan masyarakat wushu ikut prihatin dengan bencana erupsi Gunung Semeru. Semoga bantuan ini bisa meringankan beban masyarakat yang menjadi korban,” kata Ngatino yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia (PP KBI) dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (9/12).
Baca Juga:PEN Berhasil Imbangi Dampak Covid 19, Menko Airlangga: Indonesia Mendapat Apresiasi Lembaga InternasionalBangun Pusat Pelatihan Wushu, Ketum PB WI Airlangga Hartarto Targetkan Banyak Medali di Olimpiade 2032
Sejak terjadinya bencana erupsi Gunung Semeru, kata Linda Lukitari, pihak Yellow Clinic telah mengirimkan relawan petugas medis dan tiga ambulans untuk membantu korban bencana. Menurut dia, bantuan dana dari PB WI akan digunakan untuk membeli bahan-bahan pokok makanan dan obat-obatan serta kebutuhan lainnya.
Mengingat Yellow Clinic sudah berpengalaman dalam menyalurkan bantuan korban bencana alam, tambah Linda, pihaknya akan langsung terjun ke lokasi masyarakat yang terkena dampak.
“Kami lebih fokus langsung ke masyarakat dengan melibatkan kepala desa karena di tempat-tempat pengungsian sudah pasti banyak bantuan yang diberikan. Jadi, mereka yang tidak berada di pengungsian bisa mendapatkan pasokan bahan-bahan makanan dan masyarakat yang sakit diberikan pelayanan kesehatan dan obat-obatan dari petugas medis Yellow Clinic,” ujar Linda.
Rencananya, relawan Yellow Clinic yang dibentuk Airlangga Hartarto itu akan berada di lokasi bencana selama 14 hari.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 39 orang meninggal akibat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru.
“Data korban jiwa per hari ini tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13 orang,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPBÂ Abdul Muhari. (red/rls)