SUMEDANGEKSPRES.COM, JATIGEDE – Keberadaan Waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat meninggalkan kenangan getir bagi masyarakat terkena dampak. Mereka harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk terwujudnya pembangunan Waduk Jatigede.
Ribuan kelapa keluarga (KK) dari wilayah Waduk Jatigede, Darmaraja dan Wado, bedol desa pindah ke tempat pemukiman baru pada 2015 setelah air Waduk Jatigede menggenangi wilayah pemukiman mereka.
Tak hanya meninggalkan kepahitan bagi masyarakat, Waduk Jatigede juga menghilangkan peradaban budaya, seni bahkan peninggalan leluhur berupa ratusan situs dan makam keramat. Termasuk makam keramat Raja Sumedang.
Baca Juga:Vaksinasi Lansia Belum Capai TargetDampak Tol, Warga Kesulitan Air Bersih
Waduk Jatigede, kini sudah berdiri selama enam tahun lebih. Namun banyak cerita yang masih melekat bahkan tetap jadi perbincangan di masyarakat luas, khususnya masyarakat Sumedang dan umumnya masyarakat luar daerah yang mengenal Sumedang.
Satu dari ratusan cerita itu adalah terkait terungkapnya sejumlah tempat pesugihan di bekas kawasan Waduk Jatigede. Pesugihan di kawasan Waduk Jatigede berupa pesugihan jin iprit atau ratu ular.
Diceritakan budayawan dan pemerhati spiritual asal Cipaku (wilayah tergenang), WD Darmawan alias Aki Wangsa, pelaku pesugihan ratu ular semuanya lelaki.
Menurutnya, ada sejumlah alasan para pelaku untuk melakukan pesugihan, di antaranya, kesulitan ekonomi, ingin memiliki kekayaan sehingga mendapatkan kekuasaan, ada juga berawal dari sakit hati karena diputuskan oleh kekasih.
“Ada juga yang alasannya karena ingin sensasi nikah dengan ratu ular. Ya karena informasi dari mulut ke mulut, ratu ular itu cantik-cantik tiada tanding,” ujar Aki Wangsa menceritakan.
Karena sepengetahuannya, para pelaku pesugihan pada prosesi ritual pernikahan dengan ratu ular, mereka bisa langsung melihat jika ratu ular tersebut berubah wujud jadi perempuan cantik. Sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku pesugihan.
“Kalau mereka (pelaku pesugihan) kan bisa lihat (ratu ular) melewati inderanya yang telah dibuka oleh kuncen. Jadi manusiawi kalau kepincut,” katanya.
Baca Juga:Proyek Sekarwangi Mangkrak, Tidak Ada PengelolaMenko Airlangga: Pemerintah Akan Sediakan Minyak Goreng Harga Terjangkau
Aki Wangsa mengungkapkan, saat prosesi ritual pesugihan, pelaku bisa memilih ratu ular yang akan dinikahinya. Karena pihak kuncen menawarkan opsi yang banyak, biasanya 7 ratu ular. “Pelaku tinggal tunjuk mana selera dia,” ucapnya.