sumedang.jabarkspres.com – BPBD Kabupaten Sumedang melakukan identifikasi wilayah rawan bencana alam, seperti pergerakan tanah, bersama pihak terkait. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kondisi tanah di beberapa titik wilayah rawan bencana alam.
Pihak BPBD Sumedangpun. menggandeng geologi, vulkanologi dan pihak terkiat lainnya yang memahami pergerakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Dadang Sundara menyebutkan, mengingat kondisi cuaca dengan curah hujan yang sangat tinggi, semua wilayah tetap harus diwaspadai. Sebab, selain faktor tanah bergerak intensitas curah hujan yang tinggi juga bisa menjadi pemicu longsor.
Baca Juga:Isu Lingkungan Topik Buku Aruntika TerakhirRumpun Bambu Ancam Pengendara, Rawan Tumbang saat Musim Hujan
“Kalau pergerakan tanah, bisa teridentifikasi. Tetapi kalau pengaruh cuaca/intensitas curah hujan yang tinggi, biasanya tanah yang tidak teridentifikasi rawan longsor juga bisa longsor,” kata dia.
Dia menerangkan, untuk hari Rabu,(26/1) tim yang mengidentifikasi status pergerakan tanah mulai memonitoring wilayah Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan.
“BPBD Sumedang bersama tim peneliti baru identifikasi di dua Kecamatan yaitu Sumedang Utara dan Selatan. Tapi untuk hasilnya harus melalui pengumpulan data dan kajian bersama,” katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan memantau wilayah Cadas Pangeran dan wilayah Haurgombong atau tepatnya di pesantren Asyifa. Bahkan, tidak menutup kemungkinan tim juga akan mengontrol kembali wilayah Desa Cisurat yang sempat terjadi longsor sampai menelan korban jiwa.
“Mungkin kita juga akan cek wilayah Desa Cisurat Kecamatan Wado, sebab diwilayah yang sempat terjadi longsor rawan terjadi longsor susulan,” pungkasnya. (eri)