“Anak saya kebetulan seorang arsitek, dia bilang rumah ini bergaya ‘Dutch-Chinese’ gabungan antara desain keduanya,” jelas Agus
Hingga saat ini, bangunan rumah bergaya Dutch-Chinese tersebut masih terbilang original, lantaran masih berbentuk sama dengan awal mula bangunan itu dibuat. Atapnya pun hampir seluruhnya menggunakan kayu jati dan masih dipertahankan hingga saat ini.
“Pintu, jendela semua kayu jati dulu, termasuk dapat dilihat kayu jati di langit-langit rumah. Itu kayu jati segede itu usianya berapa puluh tahun, ukurannya juga bukan main main panjangnya sampai 20 meter dan tanpa sambungan,” jelas Agus.
Baca Juga:Addis Gumelar Pimpin IPNU MA Al Hikam, IPPNU Dipimpin ZahraUu Razhanul Ulum Akui Kasus Covid Jabar Meningkat
Jendela jendela besar yang menghiasi rumah tersebut membuat sirkulasinya menjadi sangat baik, ditambah penempatan pintu masuk hingga pintu menuju halaman belakang yang sejajar membuat perputaran udara sangat baik.
“Kalau menurut saya, keunikan bangunan ini kalau buka jendela, itu lurus dari halaman depan sampai ke pekarangan belakang dan berakhir di sebuah tebing. Jadi arus udara sangat bagus,” pungkas Agus. (kga)