sumedang, TANJUNGKERTA – Keresahan warga, terutama ibu rumah tangga, akan langkanya minyak goreng menjadi pemandangan tersendiri saat ini. Mereka pun rela mengantri panjang di mini market yang masih tutup sejak pagi hari hanya untuk mendapatkan minyak goreng. Terkadang, mereka puk abai akan protokol kesehatan karena tidak menjaga jarak serta menimbulkan kerumunan.
Seperti pemandangan yang terlihat di wilayah Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Antrian panjang nampak di depan Yomart Cipadung Kecamatan Tanjungkerta yang masih tutup. Ibu-Ibu tersebut harus rela mengantri berjam-jam demi untuk mendapatkan minyak goreng, Jumat (18/2) lalu.
Sumeks mencoba menemui ibu-ibu yang ikut mengantri di mini market tersebut. Mereka mengeluh akan antrian yang terlalu panjang. Terkadang, meski sudah mengantri panjang mereka juga tidak mendapatkan minyak goreng.
Baca Juga:Jari Pembeli Minyak Goreng Ditandai Layaknya PemiluMinyak Goreng Langka, Diskoperindag Sumedang Sidak Sejumlah Distributor
“Padahal saya sudah datang dengan terburu-buru ke mini market, tapi tetap saja tidak mendapatkan minyak gorengnya. Kadang antri panjang sekalipun saya tidak kebagian dan pulang dengan tangan kosong,” ujar Lilis Nurjanah di lokasi antrian, Jumat (18/2).
Pemandangan serupa juga terlihat di depan Yomart Kecamatan Conggeang.
Berdasarkan pantauan Sumeks, setiap pagi sejak Jumat (18/2) hingga Minggu (20/2) mulai pukul 06.30 terlihat masyarakat mengantri panjang untuk mendapatkan minyak goreng. Uniknya, mereka pun rela antri demi memburu ‘barang langka’ tersebut.
“Ya mau gimana lagi, kami butuh minyak untuk memasak. Ketersediaannya di rumah sudah menipis,” ujar seorang warga yang antri Enok, Minggu (20/2).
Dikatakan, selama ini dirinya harus menggoreng telur saja dengan menggunakan margarin.
“Secara ekonomi sangat merugikan dan tidak hemat,” jelasnya.
Pihak Yomart pun membuat kebijakan berupa pemberian kupon sehari sebelumnya bagi warga yang ingin mendapatkan minyak goreng. Sehingga, banyak warga yamg tidak mendapatkan bahan masakan tersebut saat melakukan antrian.
“Saya tidak tahu ada aturan tersebut, ternyata untuk mendapatkan minyak hari ini harus mengambil antrian sehari sebelumnya. Terpaksa pulang dengan tangan kosong,” jelasnya.
Melihat keadaan seperti itu, seorang warga Kecamatan Buahdua yang tidak mau disebutkan namanya mempertanyakan adanya operasi pasar (OP) oleh Dinas terkait dan Pemkab Sumedang.