sumedang, DARMARAJA – Acara Kirab panji dan Mahkota Sumedang merupakan momen yang masih disakralkan oleh masyarakat Darmaraja.
Salah satu tokoh budayawan Darmaraja Hadi Barkah menyebutkan, Kirab Panji Sumedang Larang merupakan sebuah tradisi perjalanan napak tilas leluhur Sumedang dari Kerajaan Tembong Agung di Darmaraja ke Himbar Buana yang kemudian menjadi Sumedang Larang.
Napak tilas ini dilakukan sebagai upaya rekontruksi sejarah dalam proses pewarisan kepada generasi penerus Sumedang. Hal ini dilakukan setiap Hari Jadi Sumedang yang saat ini sudah menginjak usia ke 444.
Baca Juga:Volume Transaksi Tumbuh 175,2%, BRImo Terus Perkaya Fitur dan Inovasi DigitalTransformasi Paguyuban Agen BRILink, BRI Bentuk “BRILinkers” dan Perkuat Layanan Inklusi Keuangan
“Kirab Panji tahun ini sejatinya merupakan momentum dalam hal menggali, mengenal serta memahami sejarah berdasarkan naskah naskah literasi, foklore dan nilai-nilai yang ada dan terjaga turun temurun dalam hal adat istiadat,” katanya kepada Sumeks beberapa waktu lalu.
Dalam hal ini, pihaknya berharap momen tersebut terus dipertahankan sebagai sejarah mutlak yang harus diedukasi kepada generasi-generasi penerus.
“Saya harap kegiatan ini mengandung edukasi untuk masyarakat. Agar, mereka benar-benar tau sejarah,” imbuhnya.
Tokoh budayawan lainnya, Ayut menegaskan, adanya kirab panji tersebut pihaknya teringatkan seharusnya Darmaraja punya identitas jelas, kapan titi mangsa Darmaraja ini lahir.
Menurutnya, untuk menggali sejarah ini memang tidak lah mudah. Namun jika dibiarkan, Darmaraja tidak akan pernah punya identitas mutlak hari jadi.
“Harus ada musyawarah atau sawala dengan semua tokoh sejarawan dan budayawan yang ada di Darmaraja untuk menarik kesimpulan kapan titi mangsa Darmaraja dilahirkan,” katanya.
Mungkin, akan ada banyak versi untuk menentukan hari jadi Darmaraja. Oleh sebab itu harus ada kedewasaan dalam menentukannya.
Baca Juga:Bank Indonesia Apresiasi Tingginya Pertumbuhan Ekonomi Jabar Triwulan I Tahun 2022KKJ dan PKJB 2022 Jadi Ajang Promosi UMKM Kota/Kabupaten se-Jabar
“Betul akan banyak proses dan rintangan yang harus dilalui, tapi kalau kita punya tekad yang kuat dan didasari pemikiran yang bijak, tentu akan ada hasil,” pungkasnya. (eri)