Sementara itu, seorang peternak sapi di Jatinangor Jajang Nurzaman mengaku sapinya positif terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan bergejala sakit. Sehingga, mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp 40 juta akibat batalnya transaksi jual beli sapi jelang Idul Adha.
Dia mengatakan, penularan PMK yang dialami sapi-sapinya tersebut sangat cepat. Dari 12 ekor yang berada dikandang, 11 ekor sapi mengalami sakit dan 2 diantaranya dinyatakan positif PMK.
“Namun, dari Minggu kemarin yang kena cuman 1ekor, sekarang yang kelihatan gejalanya 11 ekor dengan gejala awal,” kata Jajang.
Baca Juga:Gugatan Perceraian Masih Mungkin BertambahPetani Harus Kreatif Kelola Sumber Daya Alam
Dikatakan, untuk mempercepat proses penyembuhan, belasan sapi yang sakit di berikan suntik vitamin. Sementara, sapi ternak miliknya yang terkonfirmasi positif PMK berdasarkan hasil uji laboratorium terlihat masih lesu, meski kondisinya berangsur membaik setelah satu pekan terjangkit PMK.
“Sekarang kondisinya sudah mulai membaik dengan diberikan injeksi vitamin 3 kali sehari,” ucapnya.
Jajang menambahkan, dengan kondisi sapi yang terjangkit PMK dirinya mengaku melockdown kandang ternaknya dari aktivitas jual beli. Bahkan permintaan 40 ekor sapi dari Bandung terpaksa dibatalkan hingga membuatnya mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
“Penjualan sendiri sekara stop total karena saya tidak mau virus ini menyebar kemana-mana apalagi sekarang menghadapi Idul Adha,” ujar Jajang. (atp)