sumedangekspres – Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, adalah tempat dimana sumur jodoh berada. Jarak tempuhnya sekitar 14 kilometer dari sebelah Utara Kota Watampone. Lokasi Sumur Jodoh tepatnya berada di Dusun Cempalagi, Desa Mallari, yang merupakan kawasan perbukitan di pesisir Teluk Bone. Masyarakat setempat percaya, air sumur ini bisa menyembuhkan penyakit dan mendatangkan pasangan.
Dengan panjang sekitar 60 meter Sumur tersebut berada di dalam Gua Hua atau Gua Lama. Di gua ini terdapat pula bekas cakar Arung Palakka.
“Gua ini (Gua Hua) terdapat sumur yang dinamakan orang dulu sebagai sumur jodoh. Airnya begitu jernih dan bersih. Kata orang dulu banyak penyakit bisa disembuhkan,” kata Pengelola Wisata Cempalagi, Supriadi dilansir dari detikSulsel, Selasa (1/3/2022) lalu.
Baca Juga:UPI Kampus Sumedang Laksanakan UTBK-SBMPTN, Dibagi Dua Gelombang, Berjalan LancarTronton Bermuatan Makanan Nyungsep ke Parit di Pamulihan
Lokasi sumur ini bisa saja menjadi solusi buat jomblo yang berharap segera menemukan pasangan. Selain itu tempat nya juga sejuk. Lokasi sumur ini juga terbilang mudah ditemui sebab posisinya berada di samping Musala Kis Firdaus.
Memang membutuhkan nyali serta kehati-hatian untuk memasuki area Sumur Jodoh ini. Sebab jalan yang dilalui adalah batu-batuan menurun serta mempunyai kemiringan, bahkan melebihi seperti anak tangga.
“Sampai sekarang masih ada yang sering berkunjung ke sumur itu, karena selain dapat menyembuhkan penyakit, bisa juga mempermudah dapat jodoh,” beber Supriadi.
Supriadi menuturkan, biasanya hanya membasuh muka di sumur itu, dan ada beberapa pengunjung juga yang mengambil dan membawa pulang air dari Sumur tersebut untuk dipakai mandi.
“Sebenarnya tergantung pada niat seseorang tersebut. Dan ketika mereka sudah menemukan jodohnya pasti kembali lagi di sini,” sambungnya.
Dulu nya sumur ini menjadi tempat pertemuan warga yang hendak mengambil air maupun mandi. Di situ mereka saling berkenalan dan bersenda gurau, hingga akhirnya berakhir di pelaminan.
“Saat ini pengunjung ramai saat hari libur, mereka bisanya berkemah di depan gua, dan sering dijadikan tempat diksar (pendidikan dasar) oleh mahasiswa,” sambung Supriadi.
Salah seorang warga Cempalagi, Zainal berkata, Sumur ini merupakan sumur alami. Namun warga setempat tidak ada yang mengetahui persis sejak kapan masyarakat memanfaatkan sumur di dalam gua itu.