Dia menerangkan, saat ini, setidaknya ada tiga distraksi yang tengah terjadi, yakni pemanasan global, disrupsi digital, dan kondisi pascapandemi Covid-19. Untuk menghadapinya, dibutuhkan pemahaman global hingga akar rumput.
Dia menyebutkan, salah satu distraksi itu adalah pemanasan global. Dalam berbagai aktivitas, warga dunia menghasilkan terlalu banyak karbon. Langkah tepat harus dilakukan yang dapat dimulai dari disi sendiri.
“Saat ini saya mempromosikan untuk mengurangi karbon. Saya satu-satunya Gubernur yang menggunakan mobil listrik karena saya harus kampanye, saya harus walk the talk (berbuat sesuai perkataan),” ujarnya.
Baca Juga:4 Cara Jitu Mencegah Menyakit JantungJawa Barat Tindaklanjuti Penjajakan PLTB dengan Investor Inggris
Aksi lainnya adalah dukungan Jabar untuk menginisiasi pembangunan beragam infrastruktur ramah energi. Dalam waktu dekat, Jabar bakal menjadi rumah bagi pembangkit listrik tenaga matahari, bayu, hingga panas bumi yang diklaim menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
“Kami memproduksi solar panel terbesar mengapung di atas air di Asia Tenggara. Kami membangun geotermal terbesar untuk mengganti bahan bakar fosil,” kata Kang Emil.
“Bersama sedikitnya 100 kepala daerah di Indonesia, kami juga berkomitmen mewujudkan langkah transformasi ke energi terbarukan,” sambung Kang Emil yang juga Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan itu.
Distraksi kedua, lanjut Kang Emil, yakni disrupsi digital. Dia menjelaskan, digitalisasi membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Namun, digitalisasi juga menciptakan 120 juta pekerjaan baru. Menurutnya, digitalisasi juga efektif untuk mendukung pemimpin mengambil keputusan untuk warga.
“Lewat digitalisasi, kami membuat konsep rural digital untuk membuat digital ekonomi inklusif. Di Jawa Barat, kami sudah memberi makan ikan dan ternak menggunakan telepon genggam. Kami telah ada di titik itu dalam transformasi digital,” katanya.
Distraksi berat lainnya adalah pascapandemi. Jabar, kata Kang Emil, kehilangan sedikitnya 14.000 orang akibat Covid-19. Sekitar 200.000 orang terpapar Covid-19 dari total populasi Jabar yang mencapai 50 juta jiwa.
“Bisa Anda bayangkan, saya harus mengelola 50 juta orang. Saya harus meyakinkan jutaan orang untuk vaksinasi, tetapi ini juga berkah karena Tuhan memberi kesempatan saya menjadi pemimpin saat menghadapi krisis pandemi,” katanya.
Baca Juga:Kondisi Jalan Tetap Terpelihara Saat dan Setelah Mudik Lebaran 2022Menko Airlangga: Momen G20, GCRG dan COP26 Jadikan Indonesia di Posisi Sentral Pengaturan Transisi Energi
Sementara itu, Menteri Infrastruktur Berkelanjutan dan Mobilitas Italia, Enrico Giovannini menilai, bukan perkara mudah mengubah dunia yang sedang berubah. Apalagi, kini terjadi dengan situasi dramatis di Ukraina seiring meningkatnya ketegangan di seluruh dunia.