sumedang, KOTA – Kegiatan Lokakarya Mini Tribulan (Loktri) yang digelar UPTD Puskesmas Sukagalih lebih memprioritaskan pada Penanganan Stunting di wilayah kerjanya.
Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Sukagalih Ida Warlinda S Kep Ners kepada Sumeks seusai melaksanakan kegiatan Loktri di Aula Desa Sukagalih, Senin (30/5).
“Untuk hasil kegiatan Loktri yang telah selesai kami laksanakan saat ini permasalahan yang kami ambil yaitu tentang stunting,” jelasnya.
Baca Juga:Kolaborasi Peternakan – Hortikultura, Akan Cepat BerkembangUNSAP Sumedang Diburu Calon Mahasiswa
Dikatakan, jumlah stunting yang teridentifikasi di wilayah kerja Puskesmas Sukagalih itu ada 180 orang anak. Semuanya terdapat si beberapa wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukagalih, termasuk di satu Kelurahan dan lima desa.
“Diantara yang 180 itu, permasalahan yang kami temukan itu dikarenakan pola asuh. Kemudian, anak yang mempunyai penyakit bawaan, misalnya penyakit jantung. Lalu, ada anak yang lahirnya prematur sehingga menyebabkan sulit sekali untuk memcapai tinggi badan yang sesuai dengan usianya,” katanya.
Ida menuturkan pihaknya sepakat dengan jajaran Pemerintahan Kecamatan, pemeritahan desa serta kelurahan di wilayah Puskesmas Sukagalih ini untuk mengatasinya dengan memberikan penyuluhan berikut demonstrasi. Kemudian, pemberian makanan tambahan selain ASI kepada ibu-ibu, seperti ibu hamil, ibu menyusui atau Ibu yang mempunyai balita yang terindentifikasi stunting,” katanya.
Ida menjelaskan, dengan penyuluhan atau demonstrasi ini, diharapkan mereka bisa membuat makanan tambahan bagi anak-anaknya. Baik yang sudah teridentifikasi stunting maupun yang belum. Sehingga, bayi-bayi ini mempunyai nutrisi yang lengkap baik dari unsur proteinya, karbohidratnya serta natrium dan kaliumnya. Semuanya bisa mencukupi sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak tersebut.
“Diharapkan ada penurunan angka stunting, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sukagalih Kecamatan Sumedang Selatan. Nantinya anak-anak tersebut menjadi anak- anak yang produktif dan aktif serta bisa beraktivitas seperti dengan anak-anak normal pada umumnya,” katanya. (ahm)