sumedang, JATINANGOR – Pusat Inkubator Bisnis/Oorange Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Provinsi Jawa Barat menggelar bimbingan teknis (bimtek) marketing digital kepada penyandang disabilitas di Jawa Barat.
Pelatihan digelar di Hotel Horison, Bandung, Rabu (8/6) hingga Jumat (10/6).
Direktur Oorange Unpad Rivani, MM DBA menjelaskan, pelatihan ini diikuti 75 penyandang disabilitas yang didominasi penyandang tuna daksa. Pelatihan juga dihadiri perwakilan dosen Unpad yang juga pemerhati teman disabilitas Dr. Herlina Agustin MT.
“Tujuan pelatihan ini bertujuan mewujudkan taraf kehidupan penyandang disabilitas yang lebih berkualitas, adil, sejahtera lahir batin, serta mandiri dan bermartabat,” ujarnya.
Baca Juga:Pelayanan Prima, BRI Raih Predikat The Best Bank Service Excellence 2022Marak Upaya Penipuan Perbankan, BRI Imbau Masyarakat Jaga Kerahasiaan Data & Password
Pada pelatihan tersebut, materi mengenai marketing digital disampaikan langsung oleh Rivani. Materi meliputi pelatihan desain konten poster dengan aplikasi Canva, teknik penulisan wara (copywriting) untuk suatu produk, pembuatan website berbasis SEO, teknik promosi di media sosial Facebook dan Instagram, serta teknik penjualan melalui aplikasi WhatsApp dan Tokopedia.
Di hari pertama, peserta akan diberikan kontrak belajar dan mendapatkan materi mengenai konsep dasar marketing, teknik penulisan wara yang menarik, teknik edit foto dan video, serta teknik mendesain poster di aplikasi Canva. Sementara pada hari kedua, peserta dibekali mengenai teknik beriklan menggunakan media sosial, seperti beriklan di Facebook, Instagram, hingga promosi melalui WhatsApp.
Di hari terakhir, peserta difokuskan mengenai teknik marketing di berbagai situs lokapasar serta membekali teknik registrasi di layanan Go-Food. Di akhir pelatihan, peserta akan diberikan sertifikat untuk mendorong mereka berkembang secara mandiri atau dapat bekerja secara formal.
“Tidak hanya sekadar membekali penyandang disabilitas agar mampu berkompetitif, pelatihan ini diharapkan dapat mendorong kesetaraan antara disabilitas dengan masyarakat,” jelas Rivani
Dalam mendorong kesetaraan tersebut, diperlukan berbagai kegiatan pembekalan untuk menyiapkan keterampilan praktis bagi penyandang disabiitas. Sehingga, dapat membangun jiwa kewirausahaan dengan baik.
Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan membangun masyarakat yang inklusif sehingga penyandang disabilitas dapat menjangkau berbagai sektor di masyarakat.