Soeprapto menuturkan aksi kejahatan jalanan yang melibatkan remaja di Yogyakarta cenderung pada faktor yang dibuat. Bukan karena kondisi emosional keaslian.
“Saya bilang pelaku kejahatan jalanan ada yang murni organisasi remaja yang dipengaruhi alumni dari sekolahnya dan ada yang selain ditumpangi alumni, ada juga yang ditumpangi kelompok lain yang lebih besar apakah itu preman dan lain-lain. Nah saya melihat lebih banyak yang di skenario oleh kelompok lain itu,” tegasnya.
Tetapi mereka ketika mau merekrut lanjut Soeprapto melihat potensi psikologis dan emosionalnya. Mereka memastikan orang direkrut bisa dengan mudah didokrin.
Baca Juga:Putri Pertama Tjahjo Kumolo Mengatakan Bahwa Ayahnya Sudah Dirawat di Rumah Sakit Selama Dua Minggu LebihAncaman Pidana Penganiayaan Polantas yang Sedang Bertugas di Jalan
“Mereka melihat potensi psikologis dan emosionalnya karena mereka paham oh ini bisa digarap, oh ini tidak bisa. Mereka biasanya kan mendokrin dengan alasan menjaga solidaritas, menjaga almamater, nama baik kelompok dan sebagainya,” tandasnya.
Menurut Soeprapto lingkungan sangat kuat mempengaruhi kondisi emosional remaja. Termasuk, lingkungan keluarga.