Selama setahun penuh, peserta ECP diberikan pengetahuan mengenai riset pasar negara tujuan ekspor, mencari data calon buyer, korespondensi bisnis, informasi, peluang pasar dari perwakilan dagang di negara tujuan ekspor serta persiapan business matching.
“April-Juni 2022 ini kami sudah berhasil mengekspor 158.344 US$ dari 9 komoditi,” terangnya.
Ke depan, program ECP akan terus dikembangkan pihaknya dengan dukungan perbankan hingga Bank Indonesia beserta dinas terkait seperti KUK, Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, serta Dinas Perkebunan.
“Semuanya harus terkoordinir di Disperindag, karena kami yang akan melaporkan seluruh aktifitas ekspor baik manufaktur dan IKM,” tuturnya.
Baca Juga:Menko Airlangga Apresiasi Pembangunan Rumah Sakit di CilacapKemenko Perekonomian Raih Opini WTP ke-14, Airlangga Minta Good Governance dan Continuous Improvement Ditingkatkan
Kendati peluang terbuka lewat program ECP, ia memastikan proses seleksi dan kurasi diberlakukan pihaknya mengingat kemampuan dan semangat tiap peserta berbeda-beda. Dari 150 eksportir yang mendaftar ECP, hanya seperlima yang siap melakukan ekspor. “Sisanya kami terus bina untuk lebih siap lagi melakukan ekspor,” sambungnya.
Iendra menyebut program ECP akan menjadi filter bagi eksportir milenial yang tangguh karena peserta harus melewati enam tahap. Peserta diberikan pengetahuan mengenai riset pasar negara tujuan ekspor, mencari data calon buyer.
Kemudian, korespondensi bisnis, informasi dan peluang pasar dari perwakilan dagang di negara tujuan ekspor serta persiapan business matching.
“Jadi tidak langsung ekspor, tidak langsung container, tapi bertahap,” tuturnya.
Dalam pada itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Bambang Pramono mengungkapkan, ekonomi global saat ini menghadapi tantangan cukup berat, satu diantaranya adalah staglasi.
Menurut dia, staglasi merupakan kondisi ekonomi yang melambat dan biasanya disertai dengan kenaikan harga-harga pokok (inflasi).
Ekspor yang terus tumbuh diharapkan bisa menghindarkan kondisi ekonomi nasional dari ancaman tersebut.
Bambang juga menilai pertumbuhan eksportir milenial bisa membantu pertumbuhan ekonomi Jabar yang nilai ekspornya saat ini menopang 43 persen.
Baca Juga:Presiden Jokowi Tugaskan Airlangga Jadi Ketua Dewan Nasional KEKPercepat Vaksinasi Hewan Ternak, Menko Airlangga: Pemerintah Sediakan 3 Juta Dosis
Milenial yang dibantu dengan sokongan teknologi dan serta kebijakan dari pemerintah akan menjadi eksportir yang mumpuni. “Ada banyak sektor yang bisa didorong ekspor, maritim, pertanian, ini menjadi kesempatan kita untuk menggali potensi,” tuturnya.
Membantu Produk Ekspansi ke Pasar Internasional
Salah seorang eksportir milenial, Yose mengatakan bahwa dengan adanya program Export Coaching Program (ECP) yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dinilai sangat membantu.