sumedang, KOTA – Tiga potongan fosil kembali ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang.
Potongan fosil hewan purba yang diperkirakan memiliki umur jutaan tahun tersebut ditemukan Satgas Kepurbakalaan Desa Jembarwangi.
“Ada temuan lagi oleh Satgas Purbakala Desa, tiga potongan fosil tapi belum diketahui fosil apa,” buka Kepala Desa Jembarwangi, Fitriani Dewi, Sabtu (9/7).
Baca Juga:IDUL ADHA 1443 H/2022 M, Pemda Provinsi Jabar Serahkan Bantuan Sapi Satu TonIDUL ADHA 1443 H/2022 M, Pemda Provinsi Jabar Serahkan Bantuan Sapi Satu Ton
Dikatakan, fosil tersebut kini masih diteliti dan masih disimpan di Satgas Kepurbakalaan Desa Jembarwangi. Hingga saat ini sendiri, dirinya belum menerima laporan secara detail karena masih dalam penelitian.
“Untuk memastikan fosil itu fosil apa masih harus diteliti,” tambah Fitriani.
Untuk saat ini, fosil yang ditemukan di Desa Jembareangi terbilang banyak. Mulai dari hewan Moluska, Buaya Purba, Kura-kura berdiameter hampir 1 meter hingga Fosil Stegodon atau nenek moyang gajah.
Sejumlah fosil pun disimpan di Kantor Disparbudpora Ekraf, ITB, Balai Arkeologi BRIN dan di Museum Geologi Bandung
Rencananya, di Desa Jembarwangi sendiri akan dibuat Museum sebagai tempat penyimpanan fosil-fosil tersebut dan penjadi pusat edukasi fosil hewan purba.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPPPEDA) Tuti Ruswati mengatakan Pemkab sendiri telah mengusulkan Detail Engineering Design (DED) pembangunan Museum Fosil di anggaran perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022 Kabupaten Sumedang, Selasa (5/7).
“Kami sudah usulkan DED-nya di anggaran perubahan. Untuk detailnya mungkin bisa di dinas teknis,” buka Tuti.
Baca Juga:Penyaluran KUR BRI Efektif Bantu UMKM Kembangkan UsahaMenko Airlangga: Idul Adha Mengajarkan Tentang Pengorbanan dan Berbagi
Museum fosil tersebut dinilai penting bagi Kabupaten Sumedang untuk nantinya menjadi icon pariwisata dan edukasi. Sehingga, dapat menjadi daya tarik baru
“Jadi nanti bisa jadi icon daya tarik wisata untuk ahli peneliti juga,” tambah Tuti. (kga)