Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah masih tumbuh positif dan ketimpangan ekonomi antar wilayah semakin berkurang.
Pertumbuhan diperkirakan masih akan berlanjut tercermin dari kinerja positif berbagai leading indicator ekonomi. Indeks kepercayaan konsumen di angka baik yaitu 128,2 dan penjualan ritel terus tumbuh yaitu 15,42.
Sementara itu, prospek permintaan yang terus meningkat menjadi insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi, tercermin dari Purchasing Manager Index (PMI) yang terus tercatat mengalami ekspansi di level yang semakin kuat.
Baca Juga:Masuki Tahun Baru Islam, Airlangga: Optimisme Baru Umat Bangkit Pasca PandemiDi Jepang, Airlangga Bertemu Partai Penguasa, Agendakan Pertukaran Pemuda Golkar-LDP
Di tengah ketidakpastian global, indikator sektor eksternal Indonesia relatif baik dan terkendali, tercermin dari transaksi berjalan yang masih surplus, neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan berturut-turut, cadangan devisa tetap tinggi per Juli 2022 untuk membiayai 6,2 bulan impor, dan rasio utang masih berada pada level yang aman.
“Ekspor yang selalu menjadi andalan kita pada masa pandemi Covid-19. Ekspor ini terus tumbuh,” kata Menko Airlangga.
Pemulihan dunia usaha juga semakin terlihat dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat mencapai 10,7% (YoY) per Juni 2022 dengan tingkat NPL terjaga dibawah 3%. Kredit Modal Kerja meningkat seiring peningkatan utilitas, serta kredit investasi mulai terakselerasi. Sejalan dengan pertumbuhan kredit, realisasi KUR per Juli mencapai sebesar Rp209,05 triliun (56,02% dari target tahun 2022 sebesar Rp373,17 triliun) dan diberikan kepada 4,40 juta debitur. Sedangkan total outstanding per 31 Juli 2022 Rp530 triliun. Dari segi kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga menurun.
Memperhatikan perkembangan ekonomi sampai dengan Triwulan II tahun 2022 dan prospek ke depan yang masih kuat, Menko Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah optimis target ekonomi Indonesia secara keseluruhan sebesar 5,2% dapat tercapai. Agar pencapaian target pertumbuhan ekonomi dapat terwujud, Pemerintah konsisten menjalankan berbagai strategi dan kebijakan utama untuk mendorong akselerasi pemulihan dan meningkatkan resiliensi ekonomi.
Strategi dan kebijakan utama tersebut antara lain pelonggaran mobilitas masyarakat dan mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat dari era pandemi menuju era new-normal, mendorong daya beli masyarakat untuk kelompok 40% terbawah diantaranya melalui program PEN pada klaster perlindungan sosial yang dianggarkan sebesar Rp63,7 triliun untuk bantuan PKH, BLT Minyak goreng, BLT Desa, BTPKLWN, dan Kartu Prakerja.