sumedangekspres – Telah disampaikan Tim forensik, yakni hasil autopsi kedua jenazah Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, di antaranya membuka tabir misteri penyiksaan di rumah dinas Ferdy Sambo.
Misteri penyiksaan pada hari pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo semula berhembus seiring adanya dugaan Kuasa Hukum keluarga Kamaruddin Simanjuntak.
Dengan dugaan leher dijerat dan kuku dicabut, pihaknya menduga Brigadir J mengalami penyiksaan pada hari pembunuhan di rumah Ferdy Sambo.
Baca Juga:Orang Tua Brigadir J Sudah Tiba di Jakarta Hadiri Wisuda AnaknyaRusia Hancurkan Gudang Amunisi Milik Ukriana di Odessa
“Ternyata Brigadir Yosua ini sebelum ditembak kami mendapatkan lagi luka semacam lilitan di leher artinya ada dugaan bahwa Brigadir ini dijerat dari belakang,” kata Kamaruddin Simanjuntak.
Ia mengungkapkan semacam goresan di leher itu dari kanan dan ke kiri seperti ditarik menggunakan tali dari belakang.
“(Jeratan) meninggalkan luka dan memar,” ujar Kamaruddin Simajuntak.
Sedangkan kuku yang dicabut saat Brigadir J masih hidup, Kamaruddin Simanjuntak menduga dialami pada sebagian kuku mendiang.
“Kemudian Kuku-kukunya juga dicabut, saya perkirakan kuku dicabut saat masih hidup dan saya rasa ada penyiksaan,” katanya.
Kamaruddin juga mempertanyakan sejumlah bekas luka di bagian mata, hidung dan mulut Brigadir J.
Selain itu, Kamaruddin menduga ada luka pada jari hingga patah, terkait dengan penyiksaan.
Atas permintaan autopsi ulang dan agar misteri penyiksaan dialami Brigadir J terjawab, hasil autopsi kini telah diumumkan.
Baca Juga:Kedok Atrok Kesenian Khas SumedangRamarayo Tawarkan DP Menarik
Atas dugaan penyiksaan, Tim Dokter Forensik mengungkapkan tidak ada kuku Brigadir J yang dicabut setelah lakukan otopsi kedua.
“Nggak (benar), nggak (ada) kuku dicabut, nggak sama sekali,” ujar Ketua Tim Dokter Forensik, Ade Firmansyah, usai menyerahkan laporan hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J kepada Bareskrim Polri, Senin 22 Agustus 2022.
Masih disebutkan dari hasil autopsi kedua, Ade Firmansyah memastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik di tubuh Brigadir J selain luka dari senjata api atau tembakan peluru.
“Tidak ada kekerasan di tempat lainnya. Saya bisa pastikan di sini dengan penelitian kami tidak ada kekerasan selain kekerasan senjata api,” ungkap Ade Firmansyah.
Di bagian lain, ia juga mengungkap luka pada jari Brigadir J bukanlah dari hasil penganiayaan.