sumedang, JATIGEDE – Musim hujan yang datang lebih awal berdampak kepada buruknya pertumbuhan buah mangga.
Buah mangga jadi salah satu penghasilan tahunan bagi petani di beberapa wilayah, salah satunya Kecamatan Jatigede. Namun, ada juga di beberapa wilayah yang dijadikan penghasilan andalan, seperti wilayah Kecamatan Tomo, Ujungjaya dan beberapa wilayah lainnya.
Mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang bermasyarakat. Hampir di setiap daerah yang ada di Kabupaten Sumedang bisa produksi mangga tersebut. Selain pohonnya yang mudah ditanam, perawatannya juga lebih mudah.
Baca Juga:Bawaslu Sumedang Ajak Kawal DemokrasiPetani Harus Tahu Alur Ekspor
Tidak hanya di kebun, pohon mangga juga biasanya banyak tumbuh di pemukiman sebagai tanaman yang membantu merindangkan halaman rumah.
Dari nilai perekonomian, mangga ini cenderung fleksibel, tergantung pengelolaannya. Ada yang memang ditukar dengan nilai rupiah ada juga yang hanya untuk konsumsi sendiri. Hal itu tergantung dari jumlah pohon dan produksi buahnya.
Namun, untuk tahun ini produksi buah mangga ada penurunan. Hal itu disampaikan salah satu warga Kecamatan Jatigede, Mayang, baru-baru ini.
Menurutnya, beberapa pohon mangga miliknya saat ini mengalami penurunan produksi. Padahal, sebelumnya terlihat bunga atau calon buahnya sangat melimpah. Namun setelah hujan turun dengan intensitas curah hujannya lumayan tinggi, calon buah mangganya itu berguguran.
“Kalau ada hujan memang biasanya mangga mudah jatuh, apalagi pada saat mangga masih muda,” katanya saat diwawancara via sambungan selular
Dengan kondisi seperti ini, kata dia, tentu saja akan mengurangi penghasilan tahunan. Biasanya dari satu pohon mangga kalau dijual dengan sistem borong di pohon, biasanya laku Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, bahkan bisa lebih, tergantung dari lebat dan tidaknya buah mangga tersebut.
“Kalau melihat gelagat seperti ini, sepertinya produksi mangga akan berkurang,” kata dia. (eri)