Bahkan, capaian Indonesia ini lebih baik dibandingkan dengan negara lain yang mulai mengalami perlambatan ekonomi pada periode yang sama, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Spanyol, Korea Selatan, dan Cina. Airlangga mengatakan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada Triwulan II 2022 juga mencatatkan surplus 2,4 miliar dolar AS setelah mengalami defisit 1,8 miliar dolar AS pada triwulan sebelumnya.
Peningkatan kinerja NPI tersebut didukung surplus transaksi berjalan yang meningkat dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial. Pada akhir Juli 2022, posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar 132,2 miliar dolar AS.
“Tren Inflasi berbagai negara di dunia mengalami kenaikan signifikan akibat krisis pangan dan energi. Amerika Serikat turun ke 8,3 persen, Uni Eropa 9 persen, Inggris 10 persen, dan Jerman 7,9 persen, sedangkan Indonesia di bulan Juli 2022 masih 4,69 prsen,” tutur Menko Perekonomian.
Baca Juga:Banyak Capaian Positif Ekonomi, Menko Airlangga Sebut Indonesia Semakin Diperhitungkan DuniaMenko Airlangga Dorong Pemberdayaan Ekonomi di Lingkungan Pesantren
Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terus menunjukkan tren positif. Hal ini terlihat dari tingkat kemiskinan dan pengangguran yang menurun.
“Neraca perdagangan surplus 28 bulan berturut-turut dan ini menunjukkan bahwa Indonesia dalam penanganan ekonominya berada dalam jalur yang tepat. Di bulan Agustus 2022, neraca perdagangan masih surplus di 5,76 miliar dolar AS dan sektor non migas menjadi kunci utama,” ujar Airlangga. (red)