Menurutnya, saat ini jalan hanya diratakan dengan tanah, belum diperbaiki sepenuhnya. Hal itu mengakibatkan debu cukup mengganggu pengendara yang melintas. “Seharusnya, jalan segera diperbaiki,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sakurjaya Eje Carlim saat dikonfirmasi Sumeks membenarkan adanya penghalangan badan jalan oleh warga dengan menggunakan pohon pisang, ban dan bangku. Penghalangan dilakukan satu arah dari Sakurjaya menuju Cibuluh/Cikamurang.
Dikatakan, maksud warga sendiri adalah agar para pengendara mobil ataupun lainnya tidak mengebut dalam menjalankan kendaraannya. Karena, mengakibatkan ‘kebul/debu ke’ warga.
Baca Juga:Perlu Sinergitas Tangani Masalah Sampah di JatigedeRidwan Kamil: Flyover Kopo Bandung Laik Digunakan
“Baik ke pedagang di pinggir jalan ataupun rumah warga, warga sendiri sudah mengeluh. Kasihan mereka,” ujarnya.
Eje menuturkan, penghalangan jalan dilakukan mulai dari jembatan yang merupakan batas Desa Sakurjaya dengan Ujungjaya hingga batas Desa Sakurjaya dengan Desa Cibuluh.
“Warga sendiri mulai melakukan penghalangan mulai dari Sabtu (2/10). Dan, menunggu keputusan dati pihak terkait pada Senin (4/10),” ujarnya.
Eje pun turut berkomentar, pihak-pihak kontraktor saat akan melakukan pembangunan, baik bendungan ataupun tol, datang ke desa. “Namun, saat semuanya selesai tidak ada pamit, sangat disayangkan sikap tersebut, tanpa kulonuwun,” tegasnya.
Anggota DPRD Sumedang Deni Setiawan pun ikut memberikan tanggapan. Melalui pesan singkatnya dia mengatakan, setelah banjir, kini debu dan kondisi jalan yang rusak dirasakan oleh masyarakat Desa Sakurjaya dan sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Sumedang memalui Dinas PU harus segera berkoordinasi dengan propinsi maupun pusat agar permasalahan di lapangan ini bisa segera ditangani.
“Kasihan masyarakat yang terus menerus merasakan dampak buruk dari proyek nasional, baik Tol maupun Bendungan,” tegasnya. (red)