sumedang, DARMARAJA – Kayu bakar salah satu alternatif untuk membantu menghemat pemakaian gas LPG. Biasanya warga di daerah perkampungan masih banyak yang menggunakan kayu bakar sebagai penunjang kebutuhan memasak.
Penggunaan kayu bakar itu sendiri cukup bisa diandalkan untuk mengontrol pemakaian LPG meski untuk saat ini sudah cukup banyak juga warga yang mengabaikan kayu bakar karena sudah terlanjur nyaman dengan gas LPG.
Salah satu warga di Darmaraja, Pendi mengaku, dirinya masih memakai kayu bakar untuk memasak nasi, air dan membuat olahan yang butuh waktu memasak yang cukup lama.
Baca Juga:Aksi Buruh Tolak Kenaikan BBM, Meminta Upah Naik 30 PersenRecord Center Berguna Bagi SKPD
“Gas LPG saya ada. Tetapi kalau untuk memasak yang jangka waktunya lama, saya tetap pakai tungku dengan bahan bakar kayu,” katanya kepada Sumeks, Rabu (5/10).
Oleh sebab itu, pada saat musim kemarau, dirinya menyempatkan waktu untuk mencari kayu bakar yang kering. Kayu-kayu tersebut dikumpulkan untuk stok saat musim hujan tiba. Sebab, pada saat musim hujan kayu bakar kering sulit didapatkan.
“Kita mengumpulkan kayu bakar pada saat musim kemarau. Jadi pas tiba musim hujan kita sudah punya stok,” katanya.
Namun, untuk tahun ini musim kemarau hanya berlangsung sangat singkat. Jadi sebagian warga tidak bisa mengumpulkan stok kayu bakar dengan maksimal.
“Untuk tahun ini tidak asa musim kemarau. Stok kayu bakar yang kita kumpulkan tidak maksimal,” katanya.
Dia menuturkan, penggunaan kayu bakar sangat membantu menghemat biaya buat beli LPG. Penggunaan gas LPG biasanya hanya digunakan untuk memasak yang ringan-ringan. Seperti memasak mie instan, telor dan memasak lauk pauk yang hanya membutuhkan waktu singkat.
“Satu gas LPG 3 kilogram saya bisa sampai 3 minggu bahkan lebih, karena jarang digunakan,” kata dia. (eri)