Ika juga mengapresiasi ikhtiar dari jajaran KPU kabupaten dan kota se-Jawa Barat yang siap berkolaborasi dalam upaya penanggulangan hoaks, guna mewujudkan penyelenggaraan pemilu tahun 2024 yang sehat dan demokratis.
Dalam kegiatan IKP Talks Festival Literasi Digital tersebut, hadir sebagai “keynote speech” Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden.
Angkie menambahkan bahwa salah satu pilar pembangunan bangsa salah satu dengan cara mengembangkan sumber daya manusia digital melaui upaya percepatan transformasi digital yang perlu disertai dengan peningkatan literasi digital agar internet dan arus informasi banyak digunakan untuk hal-hal yang edukatif dan produktif.
Baca Juga:Melesat dengan Transformasi, BRI Terus Garap Pertumbuhan Baru UMKMKomitmen Transformasi Kuat, BRI Terapkan Digitalisasi Permudah Transaksi Nasabah
“Indonesia saat ini memasuki bonus demografi, 50 persen penduduk Indonesia berusia 10 sampai 40 tahun yang merupakan rentang waktu, generasi yang sudah cakap digital dan menawarkan oleh teknologi,” tuturnya.
Angkie menegaskan, penguasaan teknologi mutlak dibutuhkan dalam menghadapi berbagai disrupsi. Tantangan ke depan yang dibutuhkan adalah kemampuan adaptasi, kreativitas, dan kritis terhadap pemanfaatan teknologi.
Menurutnya, perkembangan teknologi sejatinya dapat meningkatkan produktivitas, namun bila tidak disertai dengan kemampuan berpikir kritis, papar teknologi berdampak negatif, seperti banyak maraknya berita bohong atau hoaks serta etika digital yang jauh dari nilai-nilai kebangsaan.
“Sehingga (kita) perlu meningkatkan literasi digital masyarakat, termasuk kelompok rentan: disabilitas, perempuan, anak dan lansia,” jelas Angkie.
Angkie berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pilar utama literasi digital yang mengutamakan adab dan budaya, keamanan siber, dan etika dalam berinteraksi di media sosial.
Dalam sesi Talk Show, hadir sebagai narasumber Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang menyampaikan percepatan transformasi digital di Indonesia yang bahkan “roadmap”-nya sudah dibuat dalam “short term”, medium, dan “long term :.
“Memang kemajuan teknologi untuk mendongkrak ekonomi, namun perlu memperhatikan budaya atau budaya setempat,” kata Boni.
Baca Juga:Berdayakan & Dorong Pertumbuhan Ekonomi Desa, BRI Kembali Gelar Program Desa BRILian Batch III 2022Lahan Wado Kurang Mendukung Untuk Cetak Lahan Baru
“Kearifan lokal tidak boleh hilang, dengan adanya internet justru kita dapat mengangkat keunikan Jawa Barat melalui pemanfaatan teknologi, dan kearifan yang perlu dijaga menjadi ujung tombak,” tambah Boni.
Bonifasius juga menyampaikan pertanyaan dan peluang digital ke depan terkait dengan potensi sumber daya manusia yang perlu dipersiapkan dengan baik, yang perlu diisi dengan hal-hal postif.