sumedang, DARMARAJA – Cuaca ekstrim kerap mengganggu aktivitas nelayan, pasalnya sering terjadi badai di Waduk Jatigede yang membuat nelayan menjadi was-was beraktifitas di sekitaran waduk, kondisi tersebut berlangsung baru-baru ini.
Salah satu nelayan di Waduk Jatigede, Opik mengakui adanya kendala badai yang sangat diperhitungkan oleh para nelayan. Sebab, amukan badai sering terjadi di hamparan waduk. Dampak dari badai itu, gelombang ombak di Waduk Jatigede sangat besar. Sehingga, nelayan harus mengurunkan niatnya untuk menangkap ikan.
“Sering terjadi badai yang menimbulkan ombak besar, itu jadi hambatan kita selaku nelayan,” katanya kepada Sumeks, Rabu (12/10).
Baca Juga:Buah Kopi Takengon Aceh sampai ke Amerika Serikat, Ini Buah Pemberdayaan UMKM BRIRidwan Kamil Beri Penghargaan Camat Terbaik di Jawa Barat Belajar di Singapura
Dikatakan, melihat situasi tersebut kemungkinan para nelayan harus mengangkat jaringnya untuk sementara. Para nelayan menilai, resiko menangkap ikan ditengah ombak besar sangat tinggi, bahkan bisa sampai kehilangan nyawa.
Biasanya, angin badai datang sesaat sebelum hujan turun. Memang untuk saat ini durasi badai tersebut cukup singkat, hal itu masih bisa ditunggu para nelayan, pada saat badai datang. Hanya saja, yang harus diantisipasi pada saat posisi nelayan sudah berada di tengah waduk.
“Memang datangnya badai itu durasinya cukup singkat, masih bisa kita tunggu. Masalahnya, kalau kita tengah menangkap ikan di tengah, tiba-tiba badai datang, itu yang harus kita persiapkan,” katanya.
Dengan begitu, cuaca ekstreme petani harus mempersiapkan safety dengan maksimal. Mulai dari pelampung sampai perlengkapan keselamatan lainnya. Namun, sebagian nelayan tidak memiliki pelampung untuk digunakan.
“Kita harus benar-benar safety, jangan sampai tidak menggunakan pelampung, namun yang jadi persoalan, tidak semua nelayan punya pelampung,mau beli juga belum ada uangnya,” katanya. (eri)