sumedangekspres, BANDUNG – Penanganan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Barat kembali mencapai kemajuan.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berhasil menekan penyebaran penyakit tersebut. Hasilnya, hingga saat ini daerah yang mengalami zero kasus bertambah menjadi 3 kabupaten/kota. Sehingga total zero kasus PMK di Jabar menjadi 13 daerah.
Pada Oktober lalu, Ketua Satuan Petugas (Satgas) Penanganan PMK Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja melaporkan, berdasarkan data dari kabupaten/kota yang terus update, historis kasus PMK di Jawa Barat ini terus membaik. Dari 27 kabupaten dan kota yang terdampak, 10 di antaranya telah dinyatakan sudah tidak ada kasus. Kesepuluh daerah tersebut yakni Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kab. Pangandaran, Kab. Majalengka, Kab. Bogor, dan Banjar.
Baca Juga:BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan ke Ahli Waris Kepala Desa dan Ketua RTBRI Raih Penghargaan Bank Teraktif dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Pada LPS Banking Awards 2022
Data hingga November menyebutkan telah terjadi penambahan zero kasus di 3 daerah. Yaitu Karawang, Kab. Bekasi, dan Purwakarta.
“Ini merupakan hasil kerja serius dari Pemprov Jawa Barat yang juga tentunya dibantu oleh instansi-instansi terkait lainnya,” ujar Setiawan yang juga menjabat Sekda Jawa Barat ini.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Arifin Soedjayana menambahkan, daerah yang zero kasus terhadap PMK terus bertambah. Semula, 8 daerah kemuian bertambah menjadi 10 daerah dan terakhir terdata menjadi 13 daerah di Jabar.
“Alhamdulillah daerah yang zero kasus terhadap PMK terus bertambah. Mudah mudahan daerah yang zero kasus terus bertambah dan kasus PMK pun bisa diantisipasi,” jelas Arifin dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.
Ia menyebutkan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat dilaporkan zero kasus. Namun, pada November lalu terserang lagi. Di mana kali ini menyerang domba, bukan kepada sapi.
“Sebelumnya daerah KBB pun sempat zero kasus tapi terserang lagi dengan kasus dombanya yang terpapar,” katanya.
Arifin menjelaskan, antisipasi terhadap PMK terus dijaga secara ketat. Baik melalui program vaksinasi hewan, disinfektan, pemeriksaan, hingga lalu lintas hewan ternak pun dijaga secara ketat. Termasuk upaya lainnya dalam mengatasi kasus tersebut.