Dengan rehabilitasi jaringan daerah irigasi ini juga diharapkan memberi manfaat lain dalam peningkatan pemanfaatan kualitas air.
Terlebih kata Dikky, beberapa daerah irigasi sudah mengalami perubahan tata guna lahan sehingga perlu ada perencanaan lebih lanjut.
“Dengan rehabilitasi daerah irigasi kita sedang menginisiasi juga berkaitan pemanfaatan irigasi untuk kepentingan airnya, dimana daerah irigasi yang sudah mengalami perubahan tata guna lahan tentu saja kita harus mencoba untuk melakukan perencanaan, mulai dari bagaimana kita bisa mengalihkan penggunaan air yang sebelumnya memang dikhususkan irigasi sawah menjadi air baku untuk air minum karena kita tahu perubahannya cukup besar,” katanya.
Baca Juga:Bawaslu Sumedang Lakukan Pengawasan OptimalHarga Tomat dan Cabai Meroket Naik
Ia mencontohkan di Katulampa yang asalnya layanan 7000-an sekarang hanya tersisa sawah sekitar 300-an, sehingga dari sisi infrastruktur kapasitas dinilai cukup besar untuk menyalurkan air baku.
“Nah ini yang akan kita coba inisiasi untuk digunakan untuk kepentingan lainnya dan tentu saja ini menguntungkan karena dari sisi infrastruktur baik itu transmisi dan distribusi lebih mudah karena kita sudah mempunyai saluran-salruan irigasi yang sudah ada di dalam bentuk jaringan, jadi itu akan lebih mudah dan lebih murah,” katanya.
Lanjutnya, sisa debit air yang tersedia di atas 1000 liter per detik, jika dikaitkan untuk kebutuhan air minum, maka dengan kapasitas air yang disana bisa memfasilitasi 80 ribu kepala keluarga. (*)