sumedangekspres– Setiap kali turun hujan, Aisyah 40 Tahun warga Banceuy RT 01 RW 08 Desa Cijolang Kabupaten Garut kerap dihantui rasa cemas.
Tidak berlebihan, jika rasa cemas itu dirasakan Aisyah, pasalnya, saluran irigasi yang persis berada di belakang rumahnya pasti meluap, lalu air masuk ke pekarangan rumah bagian belakang.
Karena memang, posisi saluran irigasi itu lebih tinggi dari pada bangunan rumah Aisyah.
Baca Juga:Hati-hat Memacu Kendaraan di Jalan Tol CisumdawuPrakiraan Cuaca Jumat 16 Desember 2022 Untuk Beberapa kabupaten Kota di Jawa Barat Berdasarkan BMKG
“Dulu mah tidak pernah terjadi seperti ini, tetapi setelah saluran irigasi yang ada di belakang pos ronda ditinggikan, malah justru rumah saya yang jadi korban,” katanya kepada Sumeks, Jumat 16 Desember 2022.
Diketahui, beberapa bulan lalu, pihak pemerintahan setempat meninggikan tembok saluran irigasi di bagian hilir yang tak jauh dari rumah Aisyah.
Dengan tujuan, untuk mengantisipasi volume air yang sangat besar, saat terjadi hujan lebat, agar tidak sampai meluap ke ruas jalan desa.
Namun sayang, tembok yang ditinggikan itu hanya bagian – bagian tertentu saja, yang memang sering meluap ke badan jalan.
Sementara yang berada di belakang rumah Aisyah tidak ditinggikan.
Maka secara otomatis saluran irigasi di belakang rumah Aisyah menjadi rendah.
Dampaknya, air meluap tepat di belakang rumah Aisyah.
Jika dibiarkan tetap meluap, rumah Aisyah terancam banjir bahkan lebih parahnya, bisa terjadi longsor.
Terpaksa Membuka Pintu Air Walau Berisiko
Karena tak ingin hal buruk terjadi pada diri Aisyah serta anak-anaknya, dia harus melawan rasa takut, demi untuk membuka pintu air yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah.
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Untuk Beberapa kabupaten Kota di Jawa Barat Kamis 15 Desember 2022 Berdasarkan BMKGBurayot, Kuliner Khas Garut Selain Dodol. Gak Beli Jangan Nyesel
Tujuan membukakan pintu air, agar saluran irigasi tidak meluap. Walau pun sangat berisiko, namun dia bersih keras melawan derasnya air.
“Maenya teuing unggal hujan kudu ngabedahkeun wae susukan da lain pagawean awewe eta mah (Masa tiap kali turun hujan harus membukakan pintu air, bukan pekerjaan perempuan yang kayak gitu mah),” katanya.
Dia berharap, pemerintah setempat segera mencarikan solusi, untuk menjawab rasa cemas Aisyah selama ini.