sumedang, SITURAJA – Hektaran lahan sawah di pinggir sungai Cicapar tidak produktif akibat tergerus air sungai tersebut.
Dampak dari pendangkalan sungai, bukan hanya menjadi penyebab robohnya jembatan yang menjadi akses penunjang mobilisasi masyarakat. Tapi, juga jadi penyebab terjadinya gerusan terhadap lahan sawah.
Kepala Desa Ambit Kecamatan Situraja, Aa Rahma Suryana menyebutkan, ada sekitar 5 hektare lahan sawah yang saat ini tidak produktif karena tergerus air sungai Cicapar. Hal itu berdampak kerugian kepada masyarakat.
Baca Juga:Pendistribusian Air Bersih AmanBanprov Sapras Diharapkan Meningkat
“Akibat gerusan itu, ada sekitar 5 hektare lahan sawah yang masuk kawasan Desa Ambit di sepanjang Sungai Cicapar yang tergerus aliran air sungai,” kata Kades kepada Sumeks, Rabu (21/12).
Akibat hal itu, warga yang memiliki lahan di sepanjang pinggir sungai tersebut merasa dirugikan karena harus membayar pajak tetapi lahannya tidak produktif. Bahkan, sebagian sudah menjadi sungai.
“Tentu saja warga merasa keberatan karena harus membayar pajak tapi lahannya tidak produktif,” katanya.
Dikatakan, gerusan itu terjadi akibat dari sungai yang terjadi pendangkalan. Pihaknya mengaku sudah mengajukan normalisasi kepada pihak terkait untuk mencegah adanya gerusan terhadap lahan sawah yang semakin meluas. Namun, belum juga ada realisasi.
“Kami sudah ajukan normalisasi sungai kepada pihak terkait dari sejak 2 tahun lalu. Tetapi sampai sekarang belum ada realisasi, bahkan sampai robohnya jembatan penghubung antar desa,” jelasnya.
Dia menerangkan, beberapa waktu lalu pernah ada survey dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Namun untuk realisasinya belum bisa di pastikan.
“Kami berharap untuk normalisasi sungai Cicapar harus diprioritaskan, agar tidak terjadi penggerusan yang lebih luas lagi,” tutupnya. (eri)