sumedangekspres – Sekilas Sejarah Kesenian Bangreng Sumedang sebelum dikenal sebagai Kesenian Bangreng, dulunya kesenian ini dikenal sebagai kesenian Terbang, dan kemudian menjadi kesenian Gembyung.
Perubahan nama kesenian ini ditandai dengan adanya penambahan alat/instrumen dan dalam bentuk penyajian musiknya. Kesenian Bangreng adalah singkatan dari Terbang dan Ronggeng/penari.
Bangreng di desa Sukatani disajikan dalam acara Ngaruat dan perayaan adat lainnya.
Baca Juga:Air Mengalir di Dinding Rumah WargaSitus Jembatan Belanda Di Sumedang Tempo dulu
Upacara Ngaruat Bumi yang menjadi pokok pembahasan, merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta atas
hasil bumi yang berlimpah.
Terbentuknya Kesenian Bangreng ada kaitannya dengan penyebaran agama Islam di Kabupaten Sumedang. Sebelum Sunan Gunung Jati mengislamkan beberapa daerah di Jawa Barat, masyarakat Sumadeng masih menganut kepercayaan hinduisme.
Untuk menghilangkan kepercayaan tersebut, Sunan Gunung Jati mengutus empat orang, satu diantaranya bernama Eyang Wangsakusmah.
Dalam proses penyebaran agama Islam, Sunan Gunung Jati dan utusannya melakukan pendekatan dengan dakwah yang diselingi dengan kesenian. Sarana yang digunakan adalah Terbang.
Terbang dibuat dari sisa-sisa kayu yang digunakan dalam pembangunan masjid.
Kesenian Bangreng dalam upacara Ngaruat bumi merupakan komponen penting yang harus dihadirkan ketika masyarakat menggungkapkan rasa syukur atas limpahan berkah dari hasil bumi yang didapat, dengan melakukan upacara yang memakai kesenian Bangreng.
Masyarakat meyakini bahwa, pemakaian kesenian Bangreng dalam penyajian berisi syair/lirik yang berisi doa-doa kepada sang penciptaTuhan YME, untuk dapat terhindar dari malapetaka atau musibah.
Kesenian Bangreng saat ini di desa Sukatani Kabupaten Sumedang, dapat dilihat dari sisi ritual dan hiburan, dimana letak perbedaan antara ke duanya yaitu dari tata cara penyajian musik dan lirik lagu yang dinyanyikan.
Baca Juga:Sekilas Sejarah Kecamatan TanjungsariSekilas Sejarah Desa Cipaku Darmaraja, Cikal Bakal Sumedang
Selain sisi spiritual juga terdapat sisi ekonomi serta sosial bermasyarakat dalam sebuah perayaan, dimana masyarakat dapat memanfaatkan event sebagai ajang silahturahmi.
Kesenian bangreng merupakan kesenian yang ada di daerah Sumedang Jawa Barat.
Bentuk penyajian kesenian Bangreng terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek musikal dan aspek non musikal. Aspek musikal meliputi struktur penyajian dan tinjauan musikologis yang di dalamnya meliputi: instrumen, tangga nada, notasi, pola tabuhan, transkripsi, pola melodi.