sumedangekspres, BANDUNG – Sejak resmi dilantik pada 16 April 2021 lalu, pasangan Bupati Bandung HM Dadang Supiatna dan Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan berkomitmen untuk mendorong kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung dengan mengusung spirit BEDAS.
Bersama jajaran pemerintahan, Bupati terus berupaya menggenjot program strategisnya. Sehingga, berbagai kemajuan dan kebangkitan pembangunan terus meningkat, khususnya program yang berpihak pada masyarakat kecil.
Di ruang kerjanya beberapa hari yang lalu, Bupati Bandung HM Dadang Supriatna mengatakan bersama segenap jajaran Perangkat Daerah di Kabupaten Bandung, dirinya akan terus berupaya agar 13 program strategis pembangunan di Kabupaten Bandung benar-benar berdampak untuk mensejahterakan masyarakat.
Baca Juga:Kebonjati Bangun Dua Unit RutilahuTernak Kambing Masih Jadi Andalan
“Kita adalah pelayan masyarakat. Untuk itu saya harap dalam prosesnya dibutuhkan kolaborasi dan kontribusi bersama unsur pentahelix,” ungkap Bupati Bandung.
Kabupaten Bandung yang terdiri dari 31 kecamatan, 270 desa dan 10 kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 3,6 juta jiwa. Menjadi tantangan tersendiri bagi bupati, mengingat dinamisasi masyarakat juga wilayah yang sangat luas, yakni 174.084 Ha.
Bupati yang juga biasa disapa Bapak Bedas itu mengungkapkan, dari jumlah penduduk tersebut, sekitar 64 persen merupakan masyarakat dengan usia produktif. Untuk itu, dirinya bersama jajaran perangkat daerah Kabupaten Bandung terus melakukan terobosan dan inovasi program kerja. Agar, selain fokus menggenjot kesejahteraan, ia juga berupaya untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.
“Program kerja yang menjadi prioritas, tentunya selaras dengan janji politik saya dulu, yang dijabarkan melalui visi Pemkab Bandung, yakni Terwujudnya Masyarakaat Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera (BEDAS). Saya ingin memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” imbuhnya.
Program kerja yang kini sudah berjalan dan terealisasi di antaranya, pemberian insentif untuk guru ngaji ditambah BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Tercatat sebanyak 17.000 guru ngaji yang menjadi perhatian bupati dan telah terealisasi sebanyak 12.587 orang.
“Setiap guru ngaji mendapatkan insentif sebesar Rp 534.800. Jumlah ini diantaranya sebesar Rp 350.000 disalurkan melalui rekening masing-masing dan sisanya untuk pembayaran iuran BPJS Kesehatan,” ucap Bapak Bedas.
Menurutnya, program guru ngaji merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada para guru ngaji, sebagai elemen yang berkontirbusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia generasi penerus bangsa, yaitu yang berakhlakul karimah.