Kedua, yang lebih menarik adalah Sang Aswawarman dianggap sebagai pendiri kerajaan (=Vansakartta), dan bukan Sang Kundungga yang notabenenya adalah maharaja dan ayah dari Aswawarman.
Timbulah pertanyaan: apakah dalam kerajaan Kutai yang dianggap sebagai pendiri kerajaan adalah mereka yang telah menggunakan kebudayaan India dalam hal nama dan agama? Apakah budaya India dan agama Hindu mulai digunakan pada masa Aswawaram? Jika demikian, maka Sang Kundungga adalah raja Kutai yang belum tersentuh nafas kebudayaan India atau mungkin ia tidak menganut agama Hindu karena setia pada ajaran kepercayaan lokal nenek moyangnya yaitu animisme, dinamisme, atau totemisme.
Sangat mungkin bila Aswawarman beserta keluarga kerajaan lainnya melakukan perjalanan suci ke tanah India untuk belajar ilmu agama Hindu dan kembali ke Kutai dengan mengadakan upacara Vratyastoma dan Aswawarmanv ditetapkan sebagai Ksatria (untuk waisya dan sudra terbentuk dengan sendirinya sesudah dua yang pertama terbentuk).