sumedangekspres– Sekda Minta Seluruh ASN di Sumedang Bersatu Padu Atasi Masalah Stunting
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman meminta seluruh ASN bersinergi.
ASN harus fokus mengatasi persoalan stunting atau gagal tumbuh kembang anak akibat gizi kronis di Kabupaten Sumedang.
Stunting adalah keadaan berhentinya pertumbuhan pada anak.
Penyebab utamanya akibat kekurangan gizi pada waktu yang cukup lama.
Pemberhentian pertumbuhan meliputi pertumbuhan tubuh dan otak.
Stunting menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak lain yang seusia dengannya.
Stunting juga menyebabkan keterlambatan perkembangan cara berpikir.
Baca Juga:Dua Pencongkel Kaca Spion di Sumedang Terekam Kamera Pengawas Saat Sedang BeraksiLuar Biasa! Bekerja dengan Hati
“Stunting merupakan masalah yang sangat krusial. Seperti ikan hiu, kita takut maka harus bergerak
. Kalau tidak bisa, dibayangkan 10 sampai 20 tahun ke depan menjadi ancaman. Dan kita harapkan bisa serius hadapi masalah (stunting) ini,” kata Sekda Herman dalam Apel Pagi di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), baru-baru ini.
Sekda meminta semua pihak untuk tetap gencar mensosialisasikan penanggulangan masalah gizi kronis anak.
Termasuk soal pendataan yang perlu diperbaiki melalui platform digital Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi (SIMPATI).
“Semua ASN wajib tahu aplikasi e SIMPATI. ‘Sabiwir hiji’-keun sehingga semua tahu supaya dapat data.
Setelah itu kita tahu masalah dan solusinya. Di aplikasi itu ada data penyebab stunting per desa, tiap desa tentu masalahnya tidak sama,” tuturnya.
Sekda Herman Minta ASN “Sabiwir Hiji” Atasi Stunting
melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A).
Baca Juga:Meminimalisir Dampak Sosial Tol CisumdawuJasad Tanpa Identitas Tergeletak di Kebun Gegerkan Warga
Melatih 600 orang Kader Posyandu melalui Sekolah Perempuan Gapai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) yang difokuskan untuk menambah kompetensi kaum perempuan melalui literasi digital.
“Di enam wilayah selama tiga hari kita latih 600 orang kader tentang digital, khususnya penguasaan platform SIMPATI untuk penanganan stunting.
Kalau masyarakat kita paham literasi, tugas kita ringan karena dibantu masyarakat sehingga kita akan fokus ke hal-hal strategis lainnya,” ungkapnya. (red)