4. Malu
Hal ini terjadi ketika pembuli merasa malu karena kecerdasannya yang rendah, atau kurangnya kemampuan untuk berhasil dalam hal apa pun yang mereka coba. Mereka menjadi frustrasi dengan kegagalan mereka, dan melampiaskannya pada orang lain dengan tindakan agresif.
5. Munculnya Ketidaksepakatan
Seringkali dalam wacana online, ketidaksepakatan sederhana dapat ditandai sebagai kebencian, alih-alih sebagai kesempatan untuk belajar dan berdiskusi di masa depan. Istilah penindas dapat disalahartikan menjadi “seseorang yang tidak Anda sukai pandangannya”. Kebingungan seputar semantik juga menjadi penyebab munculnya perundungan.
Secara teoritis, siapa pun berisiko untuk mengalami perundungan, terutama di dunia yang terhubung secara digital. Rumah Sakit Anak Boston telah mencatat beberapa kelompok populasi yang mungkin berisiko lebih tinggi terhadap pembulian :
Baca Juga:Sentuh Grassroot, Penyaluran Kredit Mikro BRI Tumbuh 13,92% Capai Rp551,26 triliun720 Dm Hanya 10k? Top Up FF Termurah Pakai Pulsa Telkomsel, Indosat dan Dana Diskon 90
1. Memiliki ciri fisik yang berbeda dengan teman sebayanya, misal kelebihan berat badan atau kurus.
2. Memakai kacamata atau kawat gigi.
3. Memiliki cacat fisik, berasal dari kelompok ras yang berbeda, mengenakan pakaian yang dianggap ‘tidak keren’ oleh anak-anak.
4. Mengalami disabilitas kognitif.
5. Mengidentifikasi diri sebagai lesbian, gay, biseksual atau transgender.
6. Dianggap mengganggu.
7. Dilihat sebagai seorang yang lemah atau tidak berdaya.
8. Dianggap canggung secara sosial dan memiliki sedikit teman.
Para korban bullying dapat mengalami kecemasan, depresi, kesepian, hingga menyebabkan gangguan makan dan penyalahgunaan zat. Dalam beberapa kasus, hal itu dapat mencapai keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Agar bisa mengatasi kasus perundungan, Anda harus berani untuk membela diri sendiri dan memunculkan value yang Anda miliki. Temui seseorang yang berwenang dan jelaskan apa yang terjadi, lalu dokumentasikan semua yang Anda lihat atau alami.
Dalam situasi semacam itu, Anda harus mengambil keputusan yang paling relevan dengan situasi Anda. Serta, utamakan kesehatan mental Anda untuk tetap sehat secara fisik dan psikis. ***