sumedangekspres – Legenda Nyi Roro Kidul pasti sudah tidak asing lagi bagi pecinta cerita misteri. Kisah Nyi Roro Kidul yang disebut Ratu Pantai Selatan ini dikenal masyarakat Jawa. Ada versi yang berbeda. Salah satunya mengatakan dia adalah Putri Kandita, putri Prabu Siliwang.
Karena saudara laki-laki dan selirnya tidak menyukai sang putri, dia dikatakan telah dikutuk dengan penyakit kusta. Sang ayah pun terdorong untuk melarang Putri Candita. Dia kemudian melarikan diri ke Laut Selatan. Hingga kini sang putri diyakini kerap tampil dengan gaun hijau saat datang ke pantai.
Dalam perkembangannya, masyarakat menyamakan Nyi Roro Kidul dengan Kanjeng Ratu Kidul, padahal menurut kepercayaan Kejawen, Nyi Roro Kidul adalah abdi Kanjeng Ratu Kidul yang setia.
Baca Juga:HP Terbaru 2023 Samsung Galaxy A32 2023Hp Terbaru Rilis 2023 Harga Kisaran 3 jutaan
Status Nyi Roro Kidul sebagai Ratu LeSoft of Java merupakan tema populer dalam cerita rakyat dan mitologi yang dikaitkan dengan kecantikan putri-putri Sunda.
Nyi Roro Kidul juga dikenal dengan beberapa nama yang mencerminkan berbagai cerita tentang asal-usul, legenda, mitologi, dan warisannya. Ia sering disebut sebagai Ratu Laut Selatan dan Gusti Kanjeng Ratu Kidul.[2] Menurut adat Jawa, penggunaan gelar seperti Nyai, Kanjeng, dan Gusti untuk menyebut dirinya sangat penting dalam hal kesopanan.
Terkadang namanya juga disebut sebagai Nyai Loro Kidul. Loro Jawa adalah homograf untuk “dua – 2” dan “sakit, menderita”. Rara Jawa (atau roro) berarti “gadis”. Seorang ahli ortografi Belanda meramalkan bahwa terjadi perubahan dari roro Jawa Kuna ke Jawa Baru sehingga menyebabkan perubahan makna dari “gadis cantik” menjadi “orang sakit”.
Masyarakat Sunda mengenal legenda seorang penguasa spiritual wilayah Laut Selatan berupa seorang wanita cantik bernama Nyi Rara Kidul.
Legenda kerajaan Sunda Pajajaran abad ke-15 mendahului legenda kerajaan Muslim Mataram abad ke-18. Namun, studi antropologi dan budaya masyarakat Jawa dan Sunda menunjukkan bahwa legenda Jawa Ratu Laut Selatan dapat berasal dari kepercayaan animisme prasejarah jauh lebih tua, dewi Hindu-Buddha dari laut selatan.
Ombak ganas Samudra Hindia di lepas pantai selatan Jawa, badai, dan terkadang tsunami mungkin telah menginspirasi rasa hormat dan ketakutan terhadap kekuatan alam, yang kemudian dianggap sebagai alam spiritual para dewa dan makhluk lembut yang tinggal di sana.