sumedangekspres – Sejarah Sumedang Pemerintahan belanda pada masa sebelum pemerintahan Belanda memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Pada masa itu, Sumedang masih sebuah kerajaan yang memiliki wilayah yang luas dan makmur.
Kekuasaan kerajaan Sumedang meliputi wilayah yang sekarang menjadi bagian dari provinsi Jawa Barat dan Banten. Pada masa itu, Sumedang dikenal sebagai daerah yang kaya akan hasil bumi dan kebudayaannya yang maju.
Kerajaan Sumedang memiliki sistem pemerintahan yang terorganisir dengan baik dan kebebasan beragama yang diakui oleh rakyatnya.
Baca Juga:Sejarah Sumedang Perjalanan Abadi Melewati Masa Lalu JawaSejarah Sumedang Garis Waktu Kota Bersejarah
Selain itu, kerajaan Sumedang juga terkenal dengan kerajinan tangan seperti kain tenun dan ukiran kayu yang sangat populer di kalangan bangsawan pada masa itu.
Namun, pada abad ke-16, Sumedang mulai diperintah oleh Belanda yang saat itu masih menguasai wilayah Nusantara.
Pemerintahan Belanda membawa dampak dan perubahan besar bagi Sumedang dan Indonesia secara keseluruhan. Tanah Sumedang menjadi sasaran eksploitasi Belanda yang ingin memanfaatkan sumber daya alamnya.
Selain itu, Belanda juga mengirimkan misi gereja ke Sumedang di mana orang Kristen mulai tumbuh di daerah tersebut.
Masa sebelum pemerintahan Belanda di Sumedang menunjukkan betapa makmur dan majunya kerajaan tersebut.
Namun, dengan kedatangan Belanda, Sumedang mengalami perubahan besar yang membawa dampak besar bagi masyarakatnya. Meskipun begitu, Sumedang tetap merupakan salah satu daerah yang kaya akan sejarah dan kebudayaannya yang unik dan beragam.
Masa Pemerintahan Belanda Di Sumedang
Sejarah Sumedang Pemerintahan belanda merupakan zaman yang penting dalam sejarah Jawa Barat. Pada masa itu, Sumedang menjadi salah satu wilayah yang dikuasai oleh kolonial BelKamu.
Baca Juga:Sesalkan Keputusan FIFA, PSI: Indonesia Jangan Langsung MenyerahLirik Lagu Asep Balon – Dadas ft x Resol
Zaman ini ditandai dengan banyaknya kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan Belanda di Sumedang.
Beberapa diantaranya adalah pendirian perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang semakin terbatas , serta pembangunan infrastruktur seperti jalan raya yang membentang sepanjang 11 km yang dibangun di masa penjajahan kolonial Belanda.
Namun, pemerintahan BelKamu di Sumedang juga menuai kritik dan perlawanan dari tokoh-tokoh nasionalis Indonesia seperti Pangeran Aria Suria Atmadja yang mengusulkan perlunya pendidikan budi pekerti menghadapi pengaruh Barat yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Indonesia .