Namun, jika ingin menjadi fotografer di perusahaan, buatlah portofolio dalam bentuk e-book. Kamu bisa memanfaatkan platform Issuu untuk mempublikasikannya.
3. Hindari desain yang terlalu rumit
Apa hal yang ingin kamu tonjolkan di portofolio? Tentu saja karya foto-fotomu, bukan?
Oleh sebab itu, hindari hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian orang dari fotomu. Salah satunya adalah desain portofolio.
Baca Juga:Mengenal Lebih Dekat Profesi Freelancer FotograferRevolusi Pendidikan: Bagaimana AI Mengubah Ruang Kelas
Pilih desain yang sederhana dan berwarna kalem, seperti putih, abu-abu terang, dan krem.
Sebaliknya, hindari background berwarna mencolok dengan ilustrasi yang rumit. Nanti, orang lain justru fokus ke background portofolio, bukan karyamu.
4. Masukkan cerita di balik foto
Foto bukanlah sekadar gambar. Lebih dari itu, setiap foto pasti memiliki cerita menarik di baliknya.
Nah, sampaikan cerita itu kepada orang-orang yang melihat portofoliomu. Digital Photography School mengatakan, penyampaian cerita ini bahkan lebih penting daripada judul foto.
Tak perlu bingung. Kamu bisa menggunakan formula 5W+1H (what, who, when, where, why, how) untuk mengungkapkan ceritanya.
Biarkan orang lain merasakan apa yang kamu rasakan ketika memotret foto tersebut.
5. Berikan nilai jual
Jika ingin membuat portofolio fotografer, berikan nilai jual di dalam fotomu.
Baca Juga:Meningkatkan Efisiensi Kelas: Bagaimana AI dapat Mengelola Kelas dengan Lebih EfektifRidwan Kamil Gantikan Mendiang Eril Wisuda di ITB Hari ini
Misalnya, portofoliomu berisi foto-foto makanan. Maka, carilah angle yang menggiurkan lidah pembeli.
Kamu bisa memotret model yang sedang menikmati makanan tersebut. Alternatif lain, kamu bisa memotret bagian ternikmatnya.
Sebab, pada akhirnya, perusahaan akan mencari fotografer untuk kebutuhan bisnis mereka.
6. Hunting
Hunting adalah aktivitas memburu foto di suatu tempat tertentu.
Banyak fotografer melakukan hunting untuk mempercantik portofolio mereka. Selain itu, hunting juga menjadi kesempatan berlatih dan networking dengan sesama fotografer.
7. Minta masukan
Jika portofoliomu sudah tersusun dengan apik, mintalah masukan dari orang-orang di sekitarmu, seperti kata Adorama.
Bagaimana pandangan mereka ketika melihat kumpulan fotomu? Apakah ada yang kurang? Saran-saran tersebut bisa membuat portofolio fotografi menjadi sempurna.