sumedangekspres – Mitos gunung kunci yang beredar di masyarakat Sumedang, bertanya tentang tempat pariwisata di Sumedang, Jawa Barat yang menyimpan banyak mitos sekaligus angker bahwa Gunung Kunci adalah salah satunya.
Tempat pariwisata Gunung Kunci hingga saat ini masih berdiri kokoh di Sumedang, diyakini masih menyimpan banyak mitos dan kerap terjadi keanehan-keanehan yang bersifat mistis.
Karena keangkerannya ini juga, tempat pariwisata yang terletak di Dusun Panjunan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan ini sempat disambangi oleh kru Trans 7 untuk tayangan program mistis. Yakni program acara Dunia lain dan Mr. Tukul jalan-jalan.
Baca Juga:Sejarah Gunung Kunci Jaman Kolonial BelandaSumedang Larang Kerajaan Islam Di Pasundan
Entah benar atau tidaknya, yang penulis tonton dari chanel Youtube Zoct Airbrush, sebagian dari peserta uji nyali waktu itu beberapa diantaranya kesurupan dan mengaku sempat mendengar suara derap langkah tentara secara bersama-sama.
Konon katanya menurut cerita masyarakat di sana, dulunya Gunung Kunci merupakan sebuah benteng pertahanan tentara Belanda.
Memang pantas, sebab menurut hasil penelusuran penulis, di dalam gunung itu terdapat sejumlah gua yang saling menyambung, bunker, dan juga benteng yang dilengkapi dengan kubah meriam dan senapan mesin.
Hanya saja, sayang sebagian benteng atau bagian bangunan lainnya sudah hancur dan menjadi puing-puing.
Kalau ada yang punya indra keenam, kalian bisa lihat ada Ibu Geulis di gerbang ini,” kata Lili Mulyana, kuncen Taman Hutan Raya Gunung Kunci.
Dia membawa pengunjung semakin dalam ke gua peninggalan Belanda, sembari mengisahkan sosok perempuan cantik nan mistis.
Adapun soal Gua Belanda, cerita-cerita lama masih lestari hingga kini. Soal keberadaan harta dan perhiasan yang tertimbun di reruntuhan salah-satu sudut gua, misalnya.
Baca Juga:Sejarah Pusaka Tradisonal KujangSejarah Penjajahan Belanda Di Indonesia
Abah meyakini, reruntuhan itu adalah ulah sesepuh yang menghancurkan tempat penyimpanan barang berharga dengan ilmu dan kekuatannya. “Atau ada sebagian pendapat yang mengatakan penghancurannya memakai dinamit, supaya harta kita enggak jatuh ke tangan Belanda,” katanya.
Ada lagi tragedi hukuman mati terhadap para jagoan Indonesia di lantai dua. Meski sudah usang dan berkarat, besi berbentuk tanda tanya terbalik yang kata Abah digunakan sebagai pengait tali gantungan itu masih sangat kokoh.