Peta Lampiran Tesis “Pelaksanaan Proyek Djatiluhur”, R. Walujo Basuki bin R. Pardjan Partodihardjo, FISIP UGM, Yogyakarta, 1966.
Ketika penguasa R.A.A. Suriawinata menetap di Sindangkasih, sebagian wilayah itu segera dikembangkan menjadi ibu kota baru Karawang.
Dapat dilihat bahwa perkembangan kota didasarkan pada model perkotaan tradisional, dimana ciri utama alun-alun adalah pusat kota, paviliun di sisi selatan alun-alun dan masjid agung di sisi barat alun-alun. Kotak itu. dan rumah keluarga penguasa di sisi timur alun-alun.
Baca Juga:Hp Oppo Murah Ram Besar 8GB Harga 2 Sampai 3 JutaanRekomendasi Hp Terbaru Murah 2023 Kisaran 3-2 Jutaan
Model kota-kota dengan karakteristik tersebut sebenarnya adalah model kota-kota kuno di Jawa Barat pada khususnya dan Pulau Jawa pada umumnya.
Model ini terkait dengan tata kota pada masa Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Mataram Islam, keduanya terkait dengan tata kota Kerajaan Majapahit.
Sindangkasih diresmikan sebagai ibu kota Kabupaten Karawang dengan Besluit (Keputusan) Pemerintah Kolonial Hindia Belanda tanggal 20 Juli 1831 Nomor 2 (Lampiran 1), dengan nama baru Purwakarta.
Namun, nama Sindangkasih tetap digunakan sebagai nama sebuah kabupaten di wilayah ibu kota (sekarang menjadi nama kota). Tata cara tersebut akurat dan sumber primer serta memiliki arti hukum formal. Oleh karena itu, tanggal 20 Juli 1831 merupakan fakta sejarah berdirinya kota/kabupaten bernama Purwakarta.