Sejarah Hanjuang Sumedang Larang

Sejarah Hanjuang Sumedang Larang
Sejarah Hanjuang Sumedang Larang/istimewa.net
0 Komentar

Keesokan paginya terjadi kekacauan di Keraton Cirebon karena Permaisuri hilang bersama tamunya. Ketika istrinya menghilang dari Panembahan, ratu memerintahkan prajuritnya untuk berburu, tetapi prajurit raja Cirebon, yang menyarankan kelompok Geusan Ulun, mampu melawan. keempat pelayan raja.

Perang pun terjadi antara Sumedang dan Cirebon akibat Peristiwa Harisbaya. Sebelum Jaya Perkosa berperang ia berpesan kepada Prabu Geusan Ulun bahwa ia akan menanam pohon Hanjuang di ibu kota Sumedang Larang (Kutamaya), sebagai tanda kalah atau mati, pohon Hanjuang juga akan mati, dan jika ia menang atau menang.

pohon Hanjuang masih hidup? Namun Jaya Perkosa ikut berperang karena pasukan Cirebon sangat banyak, sehingga pertempuran berlangsung lama dan Jaya Perkosa memenangkan perang. Di lain pihak Nangganan, Kondang Hapa dan Terong Peot kembali ke Kutamaya dan Jayaperkosa terus mengejar pasukan Cirebon yang tercerai-berai.

Baca Juga:Sejarah Singkat Darmaraja Sumedang Dimulai Pada Kerajaan Tembong AgungSejarah Singkat Kisah Cinta Prabu Geusan Ulun dan Kisah Ratu Harisbaya

Sejarah Hanjuang Sumedang  Di Kutamaya, Prabu Geusan Ulun sedang menunggu Jaya Perkosa, gelisah dan khawatir atas saran Nanangan yang percaya bahwa Senapati Jaya Perkosa telah mati di medan perang, agar Prabu Geusan Ulun segera melarikan diri ke Dayeuh Luhur tanpa melihat Pohon Hanjuang terlebih dahulu.

menandai hidup mati Jaya Perkosa. Sejak saat itu, ibu kota Sumedang Larang dipindahkan dari Kutamaya ke Dayeuh Luhur.

Padahal, keputusan Geusan Ulun memindahkan pusat pemerintahan ke Dayeuh Luhur merupakan langkah yang logis dan mudah dipahami. Pertama, dalam keadaan darurat, dengan kemungkinan menyerang Cirebon, dua benteng Kutamaj di sekitar ibu kota belum siap, ketiga, Dayeuh Luhur di puncak bukit adalah benteng alam yang bagus, dan ada kerajaan turun-temurun.

0 Komentar