Beberapa tahun kemudian Dr Aqua Dwipayana membuktikan pilihannya sangat tepat. Sikap militannya terbukti membawa hasil hingga dirinya disebut Pakar Komunikasi.
“Jadinya mahasiswa yang militan pada pilihan jurusan dan fakultas. Tekuni hingga ahli di bidangnya. Setelah itu nikmati rezekinya yang terus menerus tiada henti dan syukuri,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang 18 tahun terakhir jadi orang bebas merdeka atasannya hanya Tuhan, mendalami Ilmu Komunikasi secara komprehensif. Baik formal maupun informal.
Baca Juga:FORKOWAS Memanfaatkan Momentum Iduladha Untuk Silaturrahmi dan Berbagi Dengan Sesama Awak MediaShalat Idul Adha Bersama Warga,BUPATI: Ibadah Kurban Merupakan Wasilah untuk Mencapai Ketakwaan Kepada Allah SWT
Formalnya pendidikannya S1, S2, dan S3 Ilmu Komunikasi. Sedangkan informalnya adalah pekerjaannya yakni pernah sekitar 6 tahun jadi wartawan di beberapa media besar, 10 tahun Humas di Semen Cibinong (sekarang Solusi Bangun Indonesia-red), dan puluhan tahun sebagai konsultan Komunikasi di banyak perusahaan besar.
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan tentang betapa lebih berharganya spesialis dibandingkan generalis. Dokter spesialis tarifnya lebih mahal dibandingkan dokter umum.
“Salah satu contohnya dokter spesialis yang tarifnya lebih mahal dari dokter umum. Hal itu terjadi karena benar-benar ahli dan mendalami satu bidang tertentu,” pungkas Dr Aqua Dwipayana.***