KOTA – Sebelum pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sekolah mengusulkan beberapa kuota atau Rombongan belajar (Rombel) yang direncanakan dan disesuaikan dengan jumlah ruangan dan jumlah guru. Hal ini disampaikan Kepala SMPN 1 Sumedang merangkap Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Sumedang, Drs Edeng Sutarya M MPd., kepada Sumeks baru-baru ini.
Dikatakanya, ada kewajiban sekolah untuk mengusulkan berapa kuota yang diinginkan sesuai dengan analisis, setelah dilaksanakan kegiatan PPDB maka sekolah tidak diperbolehkan untuk menambah rombel.
“Adapun kalau misalnya ternyata jumlah siswa yang mendaftar itu banyak, kemudian ruangan di sekolah juga mencukupi dan guru juga terpenuhi. Maka pihak sekolah boleh mengusulkan untuk penambahan Rombel,” ujarnya.
Baca Juga:Mempertahankan Keawetan Dinamo Mobil Listrik: Tips Service yang EfektifMobil Listrik Murah di Harga 70 Jutaan Baterai Tahan Lama dan Dengan Desain Elegan
Tetapi, lanjut Edeng, sampai saat ini berdasarkan fakta di lapangan tidak ada yang melakukan penambahan Rombel. Semuanya sesuai dengan yang diusulkan sejak awal.
“Untuk PPDB tahun ajaran 2023-2024 di SMPN 1 Sumedang, kami mengusulkan sebanyak 11 Rombel dan alhamdulillah 11 Rombel itu terpenuhi,” ujarnya.
Edeng mengatakan, antusias masyarakat cukup besar di sekolahnya. Jadi jumlah pendaftar lebih banyak daripada kuota yang ditentukan. Sehingga tidak sedikit juga yang tidak lulus dan harus mendaftar ke pilihan yang kedua.
“Sekarang kita sudah melaksanakan kegiatan PPDB secara online. Alhamdulillah dengan pendaftaran online tidak terlalu banyak mobilitas orang tua siswa datang ke sekolah, karena orang tua siswa cukup dengan memakai HP bisa langsung daftar,” jelasnya.
Ia berharap, pendaftaran online masih banyak yang harus ditingkatkan. Sehingga pelaksanaan kegiatan pendaftaran benar-benar sesuai dengan yang diharapkan, oleh pihak sekolah dan juga masyarakat.
“Sebagai Ketua MKKS saya selalu menyampaikan kepada warga masyarakat, dalam hal ini tentunya orang tua siswa di SD, bahwa tidak ada yang namanya sekolah favorit semua sekolah sama. Karena sekolah semuanya sama, dari segi guru yang berkualitas dan bersertifikat, hingga sarana prasarana ditiap sekolah.
“Tentunya karena kita sekarang sudah menggunakan sistem pendaftaran secara zonasi. Maka saya sampaikan kepada orang tua, jangan memaksakan untuk mendaftarkan anaknya di sekolah yang tidak memungkinkan untuk bisa dijangkau secara zonasi,” tutup Drs Edeng. (ahm)