Karinding konon juga berfungsi sebagai alat untuk memikat hati pasangan.
Sejak usia anak-anak, Karinding diperkenalkan sebagai alat permainan dan saat remaja, laki-laki dan perempuan bermain dengan nada yang khusus.
Setelah menikah, Karinding digunakan untuk membantu petani mengusir hama.
Secara filosofis, Karinding dianggap sebagai simbol alam semesta, lingkungan, dan spiritual.
Cara memainkan Karinding dengan ditabuh dan diketuk menggambarkan teori pembentukan alam semesta.
Baca Juga:Warga Jabar Merapat! Cara Mudah Cek Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa BaratBahasa Sunda : Bahasa di Jawa Barat Dengan Beragam Keunikannya
Getaran alat musiknya menggambarkan tanda kehidupan, termasuk dengungan suara yang dihasilkan.
Dalam bentuk yang sederhana, Karinding mengajarkan untuk tetap yakin, sabar, dan sadar.
Saat memukul atau mengetuk alat musik ini, harus yakin dan sabar agar menghasilkan bunyi atau suara.
Sadar bahwa suara yang keluar berasal dari alat musik tersebut, bukan dari diri sendiri.
Karinding juga mencerminkan norma-norma ketuhanan, kemanusiaan, dan kemasyarakatan.
Selain itu, alat musik ini terkait dengan hukum waktu, kenegaraan, dan demografi kependudukan.
Sebagai generasi muda, penting bagi kita untuk mengenal dan melestarikan alat musik tradisional Nusantara seperti Karinding sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.***