sumedangekspres – Berikut Pengertian APRA Sampai Mengupas Tuntas Siapa Dalang Dibalik Gerakan APRA Jawa Barat di Masa Lampau.
Angkatan Bersenjata Ratu Adil (APRA) adalah milisi pro-Belanda dan tentara swasta yang memainkan peran kontroversial dalam Revolusi Nasional Indonesia.
Didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling, APRA berupaya mempertahankan eksistensi negara federal di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjunjung tinggi ideologi “Ratu Adil”, ramalan kuno Jawa.
Baca Juga:Cara Mengecek Pajak Dengan Menggunakan Aplikasi SAMBARA Jawa Barat, Anti Eror!Wisata Kuningan Jawa Barat Paling Dekat Dengan Lokasimu, Pasti Bikin Kamu Ketagihan
Namun, tindakan represif dan kekerasan yang dilakukan APRA menuai kecaman dan berakhir dengan berakhirnya Revolusi Nasional Indonesia dan kemerdekaan Indonesia.
Bagian sejarah APRA yang kontroversial ini menjadi pengingat penting bagi bangsa Indonesia akan arti dan pentingnya solidaritas dan persatuan dalam proses pembangunan bangsa.
Angkatan Bersenjata Ratu Adil (APRA) adalah milisi pro-Belanda dan tentara swasta yang menjadi bagian penting dari Revolusi Nasional Indonesia.
Didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling pada 9 Januari 1949, APRA memiliki sejarah yang kontroversial dan berperan penting dalam dinamika politik Indonesia saat itu.
Nama “Angkatan Bersenjata Ratu Adil” berasal dari kitab ramalan Jawa kuno, Ramalan Jayabaya, yang meramalkan bahwa akan ada “Ratu Adil” Turki yang akan membawa keadilan bagi rakyat Indonesia.
Westerling, yang keturunan Turki, menganggap dirinya sebagai “Ratu Adil” yang disebutkan dalam ramalan yang akan membebaskan rakyat Indonesia dari “tirani” yang dilihatnya sebagai wakil dari pemerintahan Republik Indonesia saat ini.
Filosofi dan tujuan politik APRA adalah mempertahankan eksistensi negara federal di dalam Republik Indonesia Serikat sebagai alternatif dari Republik Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta.
Baca Juga:Traveloka Menjadi Aplikasi Terbaik Untuk Pemesanan Hotel Murah Di Indonesia? Temukan Faktanya Disini!Pesan Hotel Murah Lewat Aplikasi PegiPegi Pasti Dapat Banyak Diskon Dan Cashback
Westerling merasa bahwa Republik Indonesia yang dikuasai Jawa mendominasi dan mengucilkan minoritas lain di Indonesia. APRA merekrut anggotanya dari berbagai faksi anti-republik.
Anggotanya antara lain mantan gerilyawan Republik, kelompok Muslim Darul, Ambon, Melayu, Minahasa, serta pensiunan mantan anggota KNIL dan Tentara Kerajaan Belanda.